ADA ORANG YANG MENTAFSIRKAN "PENOLONG YANG LAIN" DALAM YOHANES 14 ADALAH KONONNYA SEORANG NABI YANG AKAN MENYEMPURNAKAN KARYA AL-MASIH ISA. BAGAIMANA DENGAN PENDAPAT ITU ?
Untuk memahami konsep "Penolong yang lain", bahasa asli "allon Parakleton". Nah, pertama, kita harus tahu konteks seluruh ayat Alkitab. Kedua, harus mengerti konsep Yudaisme waktu itu tentang maksud "penolong lain".
Dalam pengharapan mesianik agama Yudaisme, gelar Messiah yang ditunggu-tunggu itu bahasa Ibrani Menahem (Comforter, Penolong atau Penghibur). Itu disebut dalam Talmud orang Yahudi.
Orang Kristen - berdasarkan akar Yudaisme tadi - percaya bahwa Yesus itulah "Menahem" (terjemahan bahasa Yunani: "parakleton") sebagaimana disebut dalam 1 Yohanes 2:1 (dalam terjemahan Indonesia, "perantara", Bahasa Malaysia "peguambela"). Lalu, menurut Yesaya fasal 11 ayat 1, karya Messiah itu dikuatkan oleh ROH TUHAN. Karena itu kata "allon" dalam bahasa Yunani, maksudnya adalah "another of the same kind".
Mengapa tidak menggunakan istilah Yunani lain - "huteros", - yang lebih berarti "another of a different kind"? Ini terkait dengan ajaran Tritunggal/thalathath. Sebab secara kodrat Ilahi- sebagai Kalimatullah - yakni Firman Allah. Yesus/Isa itu berdiam secara kekal dalam Bapa -yaitu Wujud Allah. Cubalah mengkaji Yohanes 1:1 dan 8:42, dan itu bersama RohUllah, yang keluar dari Bapa (Yoh. 15:26; 1 Kor. 2:10-11). Kerana itu, Roh Allah yang bersama Firman Allah satu dengan WujudUllah itu disebut "Penolong yang lain"…yaitu 'allon' - another of the SAME KIND. Dan ini juga cocok dengan tafsiran Yahudi.
TAPI 'KAN BARANGKALI MEREKA JUGA MEMPUNYAI ALASAN MENGAPA DITAFSIRKAN BEGITU?
Begini, paling banter saja, tafsiran mereka mengutak-atik, bagi kata Parakletos itu. Ya, seperti Darmogandhul mengutak-atik kata-kata Arab dengan makna bahasa Jawa. Saya tegaskan, kata "Parakletos" (Comforter atau Penghibur) itu, tidak boleh dibaca "Periklitos" (yang berarti: "Termasyhur") karena tidak mempunyai bukti linguistik dan tekstual yang kukuh. Dengan demikian, dekat dengan kata "terpuji", dan dalam bahasa Arab: "Ahmad", atau "Muhammad". Ini betul-betul ngawur dan hanya merupakan satu claim yang sembarangan dan wewenang!
Mengapa? Bahasa Yunani itu berbeda dengan bahasa Ibrani dan Arab, dan mempunyai vokal dan kosonan. Jadi, "Parakletos" tidak boleh diganti katavokalnya dengan "Periklitos". Seperti kata Indonesia/Jawa, "cowok", "cewek", "cuwek", -semua makna istilah ini berbeda-beda. Masih ada orang yang menyangka: "Mungkin saja kata Periklitos telah dipalsukan jadi Parakletos?"
Lebih amburadul lagi, siapa yang mengganti itu? Dan bila ia diganti? Sebab sekarang kita masih memilik sekitar 5000 manuskrip-manuskrip (tulisan tangan) Perjanjian Baru. Bahkan Kanon Muratori (yang memuat pasal 1-14 Injil Yohanes) yang berasal dari akhir abad pertama TM, juga terbaca "Parakletos" dan bukan "Periklitos". Demikian juga seluruh naskah dan mashaf Perjanjian Baru yang ada sampai hari ini, Codex Sinaiticus (abad ke-4 TM). Codex Alexandrinus (abad ke-5 TM), dan masih banyak dalil-dalil serta dukungan-dukungan bersejarah yang lain lagi.
TETAPI MENGAPA SAMPAI DEMIKIAN CERITANYA? BILA, KIRA-KIRA MULAI ADA PENTAFSIRAN SEPERTI ITU?
Nah, sejarah dan historis mesti diungkap. Saya tidak suka sekadar main "perang ayat", seperti Ahmad Deedat, Abdullah Wasi'an. Dalam Kristian yang model apologetik begini juga banyak. Tetapi itu semua tidak ilmiah.
Orang Muslim yang pertama kali mengutip dari Injil Yohanes adalah Ibnu Ishaq dari abad ke-8 Masehi. Buah karya sampai kepada kita melalui kompilasi Ibnu Hisham, dalam buku "Sirat An-Nabawiyyah" (The Life of Prophet Mohammed). Saya mempunyai buku itu, ada 4 Juzz, saya membelinya di Amman, Yordania. Nah, Ibnu Ishaq menemukan kutipan ayat Injil itu dalam kutipan Bahasa Suryani (Aram) loghat Palestina. Dan itu tadi, kata Ibrani "Menahem" langsung ditransliterasikan dalam bahasa Aram "Menahemna", seperti kata Ibrani ha-Mashhiah (Kristus) menjadi bahasa Aram d'Mashiha.
Penyalinan itu hanya berdasarkan persamaan bunyi. Sama sekali bukan hasil penelitian filologi yang ilmiah, Nah … kok itu 'mirip dengan "Muhammad?"' Sehingga disimpulkan, Wa al-Munhamana, bi as-Suryaniyat, "dan Munhamana itu bahasa Suryani", kata Ibnu Ishaq. Muhammad, wa huwa bi ar-Rumiyat: al-Baraqlithus, sholallahu 'alaihi wassalam, "maksud, Muhammad, dalam bahasa Yunani Baraqlithus (Parakletos), semoga sholawat dan salam atas beliau". Tapi jelas sekali, itu hanya kemiripan bunyi. ERTI kedua kata itu sama sekali berbeda, dan adalah TIDAK sama!
Tetapi, sebaliknya, apa yang telah diajarkan oleh Sayidina Rabboni Isa sendiri? Dari nas Injil Yohanes 4 : 24, Isa telah bersabda :
"Allah itu ROH, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Baginda telah mengajari wanita Samarii itu, dan juga kepada semua umat manusia, bahawa Allah itu Roh dan hakikat ini pun sudah cukup jelas apabila Baginda menyatakan bahawa tidak lama kemudian, Roh Allah sendiri akan mendorong, membimbing dan menghidupi roh dan jiwa raga para pengikut-pengikut-Nya sendiri.
Yohanes 14 : 17 - "Dia - Rohul Kudus Allah, akan menyertai kamu, dan akan DIAM DALAM KAMU."
Yohanes 7 : 37 - 39 -
"Dan pada hari terakhir, yaitu pada kemuncak Perayaan itu, Isa berdiri dan berseru : "Barangsiapa yang haus, baiklah dia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa yang percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran AIR YANG HIDUP.
Yang DIMAKSUDKAN ISA ialah ROH yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.."
Dari Kisah Rasul-Rasul 1:8, Isa telah bersabda :
"Tetapi KAMU AKAN MENERIMA KUASA, apabila Rohul Kudus TURUN KE ATAS KAMU. DAN kamu akan MENJADI SAKSI-SAKSI-KU, Di Yerusalem, dan diseluruh Yudea dan Samarii dan sampai ke HUJUNG Bumi."
Lalu, Roh ul-Kudus Allah itu telah benar-benar datang, mengurapi dan turun serta mendiami para hawariyun dan pengikut-pengikut Isa itu dan memberi KUASA kepada mereka untuk menjadi saksi-saksi yang andal lagi berwibawa kepada Isa Al-Masih. Roh Kuduslah yang menolong murid-murid Isa dan para Hawariyun menyempurnakan Amanat Agung yang telah diperintahkan oleh Isa a.s. seperti terkandung di dalam Injil Matius 28 : 18-20! Peristiwa ini sudah pun termaktub dalam Kisah Rasul-rasul fasal 2 yang termasyhur itu!
Dalam semua ini, kita tidak dapat memahami peranan dan identiti Roh ul-Kudus sebagai malaikat 'Jibril' konnonya, sepertimana yang diandaikan oleh segelintir pentafsir Muslim. Itu adalah salah satu salah-tafsiran yang janggal dan ketara, sesungguhnya yang tidak disokong oleh mana-mana nas kitabiah dari Taurat, Zabur atau pun Injil yang suci. Dan Sayidina Isa al-Masih sendiri juga tidak pernah mengajari tanggapan yang janggal itu!
Ini saya kemukakan dengan tanpa mengurangi penghormatan kita terhadap saudara Muslim. Lebih-lebih gereja-gereja Arab Timur Tengah yang pusatnya justru dilindungi oleh Islam. Di negara-negara Arab, meskipun secara teologis orang-orang Kristen medari perbedaan mereka dengan Islam, tetapi tidak demikian dalam kehidupan sosial politik dan budayanya.
Oleh karena itu, Makram 'Ubaid, seorang Kristen Koptik berkata:
"Memang benar, secara iman saya adalah Kristen, tetapi secara tanah air saya adalah 'Muslim'."
Ini juga bukan basa-basi saja. Sejarah panjang gereja-gereja Timur Tengah membuktikan bahwa umat Kristian bersama saudara-saudara Muslim mereka selalu seiring sepenanggungan menciptakan masa depan mereka bersama.