5 : Lima
LIMA ALASAN-ALASAN POKOK
TENTANG ISI AL-QURAN YANG MENYEBABKAN
KAMI MENINGGALKAN AGAMA ISLAM DAN BERALIH
MENJADI PEMELUK AGAMA KRISTEN
DISADUR DARI
PENGAKUAN LISAN DAN TULISAN-TULISAN
PARA ANAK-ANAK, HAMBA-HAMBA TUHAN
YANG DAHULUNYA BERLATAR BELAKANG AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR
Tulisan ini yang berjudul : LIMA ALASAN-ALASAN POKOK TENTANG ISI ALQURAN YANG MENYEBABKAN KAMI MENINGGALKAN AGAMA ISLAM DAN BERALIH MENJADI SEORANG KRISTEN”, adalah saduran-saduran pokok dari pengakuan-pengakuan dan tulisan-tulisan para anak-anak/hamba-hamba TUHAN yang menguraikan tentang apa sebabnya mereka yang dari “sono”nya beragama Islam turun-temurun, namun pada akhirnya dengan sadar telah meninggalkan agama-nya itu beralih menjadi pemeluk agama Kristen bahkan sebagian dari mereka malahan menjadi pendeta-pendeta dan evangelist-evangelist Kristen yang gigih, ulung, tegar dan tangguh. Bekas umat Islam ini termasuk 12 mantan Muslimin termasuk almarhum HAMRAN AMBRIE cs, dan ribuan lainnya yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu disini kerena terbatasnya ruang dan tempat.
Ada berpuluh-puluh ayat dalam ALQURAN yang setelah mereka adakan perbandingan dengan nats-nats dalan ALKITAB, membuat mereka pada akhirnya meninggalkan MUHAMMAD dan memilih YESUS KRISTUS sebagai JURUSELAMAT-nya, namun nats-nats/ayat-ayat tersebut kami anggap tidak perlu di sitir satu per satu disini, karena SADURAN kami ini khusus semata-mata di fokuskan atau disorotkan pada ALQURAN itu sendiri, yang akhirnya dianggapnya sebagai BUKANLAH KITAB ILLAHI yang suci, yang memuat wahyu, karya, firman, hukum, janji, nubuat ALLAH sebagaimana halnya dengan isi ALKITAB, melainkan hanya satu kitab INSANI belaka, yaitu satu kitab isinya terdiri dari ± 75% hasil saduran dan jiplakan dari ALKITAB (Taurat dan Injil) di tambah ± 25 % dengan hasil pikiran, rekaan, imaginasi, pendapat dan tafsiran dari Muhammad dan rekan-rekannya yang menulis ALQURAN itu sendiri seperti antara lain Zaid bin Tsabit, Muawiyah, Utsman bin Affan, Ubay bin Kaab dan lain-lain.
Ada 5 (lima) inti pokok, dari ajaran Alquran tersebut yang mereka tolak sebagai wahyu Allah, padahal ke lima hal tersebut sebenarnya landasan fital/soko guru dari ajaran agama Islam itu sendiri.
Ke 5 (lima) inti pokok tersebut adalah seperti berikut :
1. Menolak perintah wajib sholat 5 kali sehari semalam dengan berdoa dalam bahasa Arab, berkiblat ke Kaabah + Batu Hitamnya yang ada di Mekah.
2. Menolak surat 72 Al Jin sebagai wahyu Allah karena bersifat kontradiksius.
3. Menolak kewajiban melakukan “doa syalawat bagi Muhammad”
4. Menolak hukum syariah Islam sebagaimana ditetapkan dalam Alquran karena kejam, tidak adil dan “outdated”/ketinggalan zaman.
5. Menganggap nats 68 Al Kalam 10 yang berbunyi “JANGANLAH KAMU IKUTI SETIAP ORANG YANG BANYAK BERSUMPAH LAGI HINA” sebagai nats yang tidak disadari oleh Muhammad sendiri, telah membuka kedok apa isi Alquran itu sebenarnya.
Dalil-dalil atau rincian-rincian lebih lanjut tentang ke lima pokok penolakan mereka atas Alquran sebagai satu KITAB YANG DIWAHYUHKAN OLEH ALLAH dan menganggapnya hanya sebagai KITAB INSANI belaka, hasil karya Muhammad + rekan-rekannya yang diaku-akui sebagai Wahyu Allah, rincian adalah seperti di jabarkan berikut ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENOLAKAN PERTAMA :
PENOLAKAN ATAS PERINTAH WAJIB SOLAT 5 (LIMA) KALI
SEHARI SEMALAM DALAM BAHASA ARAB DENGAN KIBLAT KE MEKAH.
Sebelum kami membahas PENOLAKAN tersebut di atas, dianggap perlu untuk memberikan informasi-informasi terlebih dahulu sebagai berikut :
a. Bahwa isi Alquran di imani oleh umat Islam sebagai 100 % wahyu Allah yang didiktekan/di imlakan kepada nabi Muhammad secara langsung oleh Allah atau lewat malaikat Jibril dengan kalimat demi kalimat, kata demi kata sampai ke titik komanya, sehingga isi Alquran tersebut sama sekali bebas dari buah pikiran dan karangan manusia, termasuk Nabi Muhammad sendiri.
b. Bahwa ajaran Islam yang terpokok adalah “TAUHID” yaitu pengakuan: “TIADA TUHAN LAIN SELAIN DARI ALLAH/LAILA HAILALLAH dan HANYA KEPADA DIALAH MEREKA WAJIB SEMBAH SUJUD DAN MEMINTA PERTOLONGAN” (QS.1 Al Fatitah 5)
c. Pada waktu Muhammad dan pengikut-pengikutnya tiba di Medinah karena terpaksa Hijrah dari Mekah, di kota itu terdapat banyak bangsa Yahudi yang walaupun tidak berupa kelompok mayoritas namun punya pengaruh besar khususnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya. Bangsa Yahudi ini dengan fanatik beragama dan setiap harinya melaksanakan ibadah sembahyangnya dengan kiblat ke YERUSALEM.
d. Karena posisi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pada waktu itu masih lemah dan berstatus “menumpang” di negeri orang, maka arah kiblat shalat mereka di tetapkan oleh Muhammad juga kearah YERUSALEM sebagai satu taktik penyesuaian, karena Muhammad mengklaim Agama Islam yang dibawanya itu adalah AGAMA kelanjutan dari Agama Yahudi dan Agama Kristen.
e. KIBLAT kearah YERUSALEM ini berjalan bertahun-tahun lamanya sampai pada satu saat Muhammad + pengikut-pengikutnya merasa cukup kuat untuk mendominasi kota Medinah dengan mengusir bangsa Yahudi ke luar dari sana yang memang betul-betul dapat di laksanakan dengan kekuatan pedang (perang).
Serentak dengan terusirnya bangsa Yahudi ke luar dari Medinah, dengan alasan mendapat wahyu dari Allah, KIBLAT Sholat kearah Yerusalem di batalkan oleh Muhammad dan digantinya dengan arah baru yaitu ke arah MEKAH karena di sana ada BAITHOLLAH/RUMAH ALLAH yaitu apa yang kita kenal dengan KAABAH + BATU HITAMNYA sekarang ini ( Qs 2 Al Baqarah 142-145 dan 149-150).
f. Selain adanya perobahan KIBLAT ini, juga di tetapkan oleh Muhammad bahwa sholat dilakukan 5 kali sehari-semalam dengan total 17 X ruku dan sujud dan sholatnya harus dilakukan dalam BAHASA ARAB.
Juga ditetapkan bahwa setiap orang Islam yang mengaku dirinya “MUKMIN” diwajibkan melaksanakan IBADAH HAJI ke Mekkah dengan kewajiban mengelilingi KAABAH + BATU HITAM yang ada di dalamnya sebanyak 7 X putaran dan pada setiap selesainya satu putaran harus Ruku dan Sujud menyembah serta mencium BATU HITAM di Kaabah itu sembari mengucapkan doa “ALLAHUMA LABAIK BISMILLAHILAHU AKBAR” yang artinya: “KAMI MEMENUHI PANGGILANMU YA ALLAH !!!.
Note :
1) Bilamana ketentuan 7X mengelilingi KAABAH dengan melaksanakan ritus ruku sujud menyembah serta mencium BATU HITAM di sertai dengan kata-kata doa tersebut di atas, tidak dilaksanakan oleh para calon-calon Haji, maka berarti bahwa pelaksanaan rukun-nya tidaklah lengkap.
2) Setiap umat Islam harus dan wajib melaksanakan sholat 5X sehari-semalam dengan total 17X Ruku dan Sujud dengan Kiblat kearah Kaabah/baithollah di Mekkah itu dengan memakai bahasa Arab, karena bilamana mereka mengabaikannya maka tanpa ampun lagi mereka akan diganjar dengan hukuman API NERAKA, karena sholat 5X sehari-semalaman ini adalah Tiang-Utama atau SOKO GURU dari Agama Islam itu sendiri.
Sekarang mari kami sampaikan kepada uraian dan dalil-dalil kenapa kami menolak ajaran ALQURAN tersebut di atas sebagai satu ajaran yang tidak di WAHYUKAN oleh ALLAH melainkan hanya sebagai buah pikiran, bikin-bikinan dan rekaan dari Muhammad + kawan-kawannya saja dengan maksud tertentu dengan diselubungi sebagai “WAHYU cq. PERINTAH ALLAH”.
1) Mulut umat Islam minimal 5X sehari komat-kamit, bahkan adakalanya dengan suara yang keras-lantang dibantu dengan loundspeaker pula, mengumandangkan “BAHWA TIADA TUHAN SELAIN DARI ALLAH - LAILAHAILALLAH DAN KEPADANYA SAJALAH MEREKA WAJIB SUJUD MENYEMBAH” (kalau dalam Alkitab seturut Yesaya 45:5a dan 21b dan Matius 4:10), namun beberapa saat kemudian mereka Ruku, Sujud menyembah kepada Allah yang sudah berubah wujudnya menjadi BATU HITAM yang ada dalam bangunan tersebut dari batu-bata sebelumnya dengan kain hitam yang diberi predikat BAITULLAH/KABAH yang ada di Mekah itu.
2) Mulut umat Islam selalu kumat-kamit mengakui bahwa Allah itu pada satu titik yang bersamaan ada di-mana2 di setiap sudut dan penjuru dimensi dunia dan alam semesta ini, namun kenyataannya minimal 5 x dalam sehari-semalam. Allah hanya berada di Mekah dalam Kabaah dalam bentuk BATU HITAM itu saja.
3) ALQURAN cq ajaran Agama Islam - DALAM TEORINYA, tegas2 melarang umatnya menyembah PATUNG dan BERHALA karena hal itu berarti SYIRIK/MENDUAKAN ALLAH dan bertentangan diametral dengan inti syahadad “LAILAHAILALLAH ” namun dalam praktek kenyataannya dalam melaksanakan ibadah haji, berjuta2 umat Islam telah melakukan syirik dengan ruku, syujud menyembah Kaabah dan mencium BATU HITAM yang ada di dalamnya sambil mengucapkan doanya “ALLAHUMA, BISMILAHILAHU sebanyak 7 x ber-turut2.
4) Hal atau kenyataan yang di kemukakan dictum 3 diatas, adalah sekali gus membantah alas an umat Islam yang menyatakan: “Memang adalah benar bahwa kami melaksanakan 5 x sholat sehari dengan 17 x ruku dan syujutnya dengan kiblat ke Kabaah/Baitullah di Mekah itu, namun itu hanya manifestasi dari “TITIK PERSATUAN ARAH SHOLAT UMAT ISLAM SEDUNIA” saja, dan pada waktu kami melaksanakan sholat tersebut sama sekali tidak terlintas dalam fikiran kami untuk sembah sujud kepada Kaabah + Batu hitam didalamnya itu karena Kaabah + Batu kayu hitam tsb adalah hanya benda atau materi yang tiada manfaat dan melarat belaka” (lihat buku tafsir Alquran karangan Mahmud Yunus), dan disamping itu umat percaya dan iman bahwa Allah itu di satu detik yang bersamaan ada di-mana2 seantero muka bumi dan jagat.
Disamping bantahan di dictum 3 di atas kalau seandainya belum diaggap cukup, ada lagi 2 dalil bantahan dari kami bahwa alasan umat Islam tersebut di atas adalah teori yang di-cari2 dan di-buat2 saja seumpamanya menegakkan “BENANG BASAH” sebagai berikut:
a. Berdasarkan TEORI, bila seekor ayam jantan yang seluruh bulunya hitam, kawin dengan seekor ayam betina yang juga seluruh bulunya hitam (tanpa ada perkawinan dengan ayam jantan lain) maka pastilah anak ayam hasil perkawinan itu juga berbulu hitam. Eeh, sesudah telur menetas ternyata anak ayam itu bukan berbulu hitam tetapi merah. Sekarang tentu timbul pertanyaan yang mana yang benar “TEORI-nya atau KENYATAANNYA? Jawabannya sudah pasti “KENYATAANNYALAH YANG BENAR”, karena kenyataannya bulu anak ayam itu merah, bukan hitam.
Kalau hal ini dikaitkan dengan pernyataan atau alasan umat Islam tersebut di atas yang teorinya tidak Ruku, Sembah Sujud ke Kaabah/baitullah + Batu Hitam yang ada di dalamnya di Mekkah itu, melainkan hanya semata-mata satu manifestasi dari TITIK persatuan ARAH Sholat saja, jelaslah bahwa teori ini tidak benar atau TER-HUJAH, karena dalam PRAKTEK KENYATAANNYA yang dapat di lihat dengan mata kepala setiap orang pada setiap waktu dan setiap harinya bahwa umat Islam minimal 5 X dalam sehari semalam melakukan 17X ruku dan sembah Sujud kearah Kaabah/baitullah + Batu Hitam yang ada di Mekkah itu. Ini kenyataan dan bukan teori !!!.
b. Pernyataan umat Islam bahwa mereka beriman dan percaya bahwa Allah pada satu detik yang bersamaan berada dimana-mana di seantero sudut dan dimensi dunia dan alam semesta ini, kami anggap hanya teori belaka saja, karena dalam PRAKTEK KENYATAANNYA yang dapat dilihat dengan mata kepada setiap orang setiap harinya ALLAH selama 5X jangka waktu sholat hanya berada di Mekkah saja, yaitu kalau tidak berubah bentuk menjadi Kaabah + Batu Hitamnya, sekurang-kurangnya dia berdiam di dalamnya, karena di sujud sembahi sebanyak 17X rakaat oleh umat Islam. Dan kalau kenyataan inipun di bantah juga, maka sekali sentuhan, seluruhnya dunia dan jagad raya ini menjadi kosong ditinggalkan oleh Allah, karena Allah hanya berada di Mekkah saja yaitu telah berubah wujud menjadi Batu Hitam yang ada di Kaabah/baitullah itu, berdasarkan kenyataan yang dapat dilihat jutaan orang secara langsung ditempat dan ratusan juta secara tidak langsung lewat siaran TV-Satelit dimana umat Islam sembah sujud dan mencium Batu Hitam itu dengan dibarengi doa “KAMI MEMENUHI PANGGILANMU YA ALLAH !!!”.
Dengan mengucapkan doa/kata-kata seperti ini masih adakah orang yang berfikiran waras dapat menyangkal bahwa ALLAH yang Maha Kuasa dan Esa itu tidak/berubah wujud menjadi Batu Hitam tersebut? Ini adalah kenyataan dan bukan teori !!.
5) Bahwa Muhammad dengan Al qurannya mewajibkan umatnya melakukan doa dan sholat dalam bahasa Arab berdasarkan wahyu Allah yang diterimanya dari Allah, adalah satu hal yang diragukan. Apakah benar bahwa Allah itu hanya mengerti bahasa Arab saja? Bukankah Allah itu bersifat universal milik semua bangsa di dunia ini sehingga dengan sendirinya tidak terbatas pada satu bahasa saja? Kenapa berdoa-sholat harus mutlak menggunakan bahasa Arab dan kenapa Sholatnya harus berkiblat ke Mekkah saja, sepertinya Allah hanya ada di situ saja?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah hanya satu dan singkat yaitu “INI ADALAH POLITIK DOMINASI ARABISME” saja, karena harus di ingat bahwa Muhammad + rekan-rekannya yang menulis dan menerbitkan Alquran itu adalah orang-orang Arab sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammad bukan saja menyatakan dirinya sebagai Nabi Rasul Allah, melainkan juga selama dasawarsa-dasawarsa bagaimana akhir hidupnya adalah Raja atau Amirul Mukminin seluruh Jazirah Arab (Saudi Arabiah sekarang ini).
6) Apakah masuk akal bahwa Allah yang Esa itu, Yang Maha Kuasa, yang Roh, Yang tidak ada persamaannya, Yang Kekal dan tidak berubah itu bahkan umat Islam sendiri mengklassifikasikan Allah itu dengan 20 sifat dan 90 predikat kok disamakan begitu saja dengan BATU HITAM yang ada dalam Kaabah/Baitullah di Mekah. Tegasnya ALQURAN itu bersifat dualistis, kontradiksius dan oxiomolitis (berisi pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri), karena disatu pihak ALQURAN itu menjunjung, mengkultus, memuliakan ALLAH sebagai satu oknum yang tidak ada setara-Nya, namun dilain pihak segera sesudah itu AL QURAN menghina ALLAH dengan menyamakan-NYA dengan BATU HITAM yang ada di dalam Kaabah/Baitullah di Mekah itu, terbukti pada waktu sang calon Haji mencium BATU HITAM itu dia melafazkan kata-kata doa: “KAMI MEMENUHI PANGGAILANMU YA ALLAH!”, jadi BATU HITAM itulah ALLAH !!!.
7) Apa masuk di akal bahwa Allah yang adalah pencipta langit dan bumi itu beserta segala isinya baik yang kelihatan maupun yang tidak, mempunyai rumah atau bait di dunia ini adanya khusus di Mekah saja dan harus di Sujud sembahi 5X dalam sehari-semalam yaitu waktu Subuh, Lohor, Asyar, Magrib dan Isya karena pada waktu-waktu itulah ALLAH ada di rumah-Nya ?
NOTE :
Ajaran ALKITAB ialah bahwa ALLAH tidak punya RUMAH di dunia ini, karena langit adalah TAHTANYA dan bumi adalah TUMPUAN KAKINYA …(Kis. 7:48-50), yang berarti bahwa ALLAH dalam satu detik yang bersamaan ada dimana-mana, ada disetiap milimeter ruang dimuka bumi dan di jagad raya ini, sehingga bilamana kita berdoa kepada Allah tidak perlu ada kiblat-kiblatan, kearah mana saja kita berdoa disitu ada ALLAH, selain itu kita tidak perlu gerak-gerik jasmani tertentu (ruku) dan tidak perlu doa dilafalkan dengan suara-suara yang berirama, melainkan berdoalah dengan roh dan kebenaran karena Allah itu Roh adanya (Yoh. 4:21-24).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENOLAKAN ke-2:
MENOLAK SURAT 72 AL’JIN SEBAGAI ANEH
DAN TIDAK MASUK AKAL SERTA KONTRADIKSIUS.
Dalam Alquran ada terdapat satu SURAT No. 72 yang dinamakan “AL-JIN” yang isinya al:
1) Bahwa di dunia ini ada jin jin yang SALEH/MUKMIN dan ada jin-jin yang kafir (Mukadimah Surat Al-Jin dan 72 Aljin 11-14).
2) Bahwa manusia boleh atau dapat meminta pertolongan dan perlindungan pada Jin-Jin yang Saleh/Mukmin tersebut (Qs 72 AL-JIN 6).
3) Bahwa Jin-jin dapat memberi rezeki yang banyak kepada manusia (Qs.72 AL-JIN 16)
4) Pada waktu Muhammad sedang sholat, dia dikerumuni oleh banyak Jin-Jin (Qs. 72 Al-JIN 19).
Hal yang seperti inilah contoh dari apa yang telah kami jabarkan dalam PENOLAKAN ke-1, Diktum 6 – terdahulu, bahwa ALQURAN atau tegasnya ajaran agama Islam itu bersifat kontradiktif, dualistis dan axiomalistis (berisi pertentangan2 dalam dirinya sendiri), karena di satu pihak ALQURAN mengajarkan TAUHID/Meng-ESA-kan ALLAH (Lailahhailallah) dan hanya kepada DIA-lah umat Islam boleh sujud menyembah dan minta pertolongan (Qs 1 Al Fatihah 5), namun di lain pihak segera sesudah itu dalam ALQURAN yang sama di Surat 72 Al-JIN 6 dan 16, ALQURAN memerintahkan bahwa umat Islam boleh sujud menyembah JIN JIN untuk meminta pertolongan, perlindungan dan rezeki-rezeki (meskipun diselimuti dengan predikat Saleh/Mukmin).
Apakah hal ini tidak kontradiktif? Apa serendah inikah Wahyu Allah itu??
Apakah hal ini tidak berarti “Menyekutukan” ALLAH YANG MAHA ESA itu??
Kita mengetahui bahwa alam roh atau alam gaib hanya ada dua kekuatan atau golongan saja, yang dipisahkan oleh satu jurang yang tak terseberangi (Luk 16:26) laksana satu “TEMBOK BERLIN” yang tak terjangkau tingginya, yaitu:
1) ALLAH + ribuan malaikat-malaikat Suci yang setia kepada-Nya dibawah pimpinan Malaikat Akhbar : Mikhael, Jibril, Rufail dan lain-lain.
2) Iblis + ribuan malaikat-malaikat jahat sebagai pengikut-pengikutnya yang telah ALLAH usir/lempar ke luar dari sorga karena memberontak terhadap-Nya, yang dipimpin oleh setan-setan dan JIN-JIN antara lain: Baal, Moloch, Legion, dll.
Karena adanya tembok atau jurang pemisah secara TOTAL antara golongan ALLAH dan golongan IBLIS tersebut diatas, apakah masuk diakal sehat dan logis bahwa diantara pengikut-pengikut IBLIS ada terdapat JIN-JIN yang Saleh dan Mukmin? Tidak mungkin dan tidak masuk diakal bukan?? Oleh karenanya maka Surat 72 Al-JIN ini tidak mungkin wahyu ALLAH, melainkan hanya buah pikiran Muhammad sendiri saja, karena dia melihat disekelilingnya banyak sekali orang-orang Arab minta pertolongan, perlindungan dan rezeki-rezeki kepada JIN-JIN sebagaimana jelas terungkap di Surat 72 Al jin 6 dan catatan kaki No. 1524 dari nats tersebut (Alquran terjemahan Departemen Agama R.I. tahun 1978).
Selanjutnya dengan adanya Surat 72 Al jin 6 ini, sama saja artinya bahwa Muhammad memberi peluang atau “lampu hijau” kepada umatnya untuk berbuat SYIRIK, menyekutukan ALLAH yang mereka agung-agungkan MAHA-ESA dengan JIN-JIN/IBLIS dan dalam PRAKTEK KENYATAANNYA sehari-hari memanglah demikian adanya, karena bukan rahasia umum lagi dan adalah logis dan pantas berjuta-juta umat Islam memanfaatkan idzin Muhammad + ALQURAN nya itu dengan sujud menyembah serta bersekutu dengan JIN-JIN tersebut untuk mendapat: Kekebalan tahan tembak, tahan bacok, mendapat ilmu santet dan ilmu pelet, mendapat kekuatan sexual-exstra strong, memperoleh kekayaan-kekayaan, kenaikan pangkat dan lain sebagainya.
Apakah arti dan makna kumandang 5X sehari “LAILAHAILALLAH” dari umat Islam itu dan apakah dengan Surat 72 Al Jin dalam ALQURAN masih ada seorang Muslim yang jujur pada diri dan suara hati nuraninya untuk masih percaya bahwa ALQURAN itu berisi 100 % Wahyu ALLAH??
Ajaran ALKITAB milik umat Kristen itu, tentang hal dan masalah yang sama, dengan tegas dan tuntas menyatakan: TIADA TUHAN LAIN SELAIN DARI ALLAH YANG ESA ITU-LAILAHAILAHLLAH” (Yes 45:5a, 21b; Kel 20:2-3, Ul 4:35; Ul 6:4; Yoh 17:3; I Tim 1:17 dan banyak lagi nats-nats yang meng-ESA-kan ALLAH), dan tegas serta tuntas pula MELARANG MENYEMBAH PATUNG, BERHALA, SETAN-SETAN, dan JIN-JIN dalam bentuk, kwalitas atau predikat apapun (Kel 20:4-5; Kel 34:17; Im 26:1; Ul 4:15-19; Yes 44:9-20 dan banyak lagi nats-nats lain yang serupa dengan itu), dan khusus mengenai JIN-JIN yang oleh ALQURAN boleh disujud sembahi dan minta pertolongan serta perlindungannya.
ALKITAB (Yaitu, Bible) milik umat Kristen itu tegas-tegas melarangnya dalam Im 17:7 demikian: “Janganlah mereka (Umat Israel) mempersembahkan lagi korban mereka kepada JIN-JIN, sebab JIN-JIN itu adalah zinah dan inilah ketetapan yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun”. Tegas dan tuntas bukan!
ALKITAB menyatakan dengan tegas dan tuntas pula bahwa hanya kepada ALLAH yang ESA itu sajalah kita sujud-sembah dan berbakti (Matius 4:10), dan hanya kepada Dialah satu-satunya Oknum atau Alamat tempat kita minta pertolongan, perlindungan, rezeki dan apa saja yang kita butuhkan dalam hidup ini (Mzm 121:8; Mat 7; Mat 11:28, Luk 12:22-23).
Dan terhadap IBLIS + JIN-JIN pengikutnya, ALKITAB dengan sangat tegas pula menyatakan bahwa mereka itu adalah: Pendusta/Bapa segala Pendusta (Yoh 8:44), mempunyai malaikat-malaikat jahat (Matius 25:41), sehingga kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga karena iblis juga adalah PENIPU (II Korintus 2:11) bahkan sedemikian hebat tipunya sehingga iblis bisa merayu seolah-olah dia adalah Malaikat terang yang suci (II Korintus 11:14), jadi bertentangan secara diametral dengan ajaran ALQURAN yang membenarkan kita bersekutu dengan JIN-JIN dan meminta rezeki, pertolongan serta perlindungan dari padanya.
Oleh karena itu, siapapun yang masih berpikiran sehat dan secara jujur mengikuti suara hati nuraninya – seperti halnya kami selagi masih Islam tempo hari – tidak mungkin dapat mengakui lagi bahwa ALQURAN dengan Surat 72 AL-JIN nya itu, sebagai Wahyu ALLAH.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.
PENOLAKAN KE-3
PENOLAKAN ATAS PERINTAH MELAKSANAKAN DOA
“SHALAWAT NABI” PADA SETIAP KALI SELESAI MELAKSANAKAN SHOLAT
Dalam ALQURAN ada terdapat Surat No.33 yang dinamakan AL-AHZAB yang antara lain dalam ayat 56 menyatakan demikian: “Sesungguhnya ALLAH dan Malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yang beriman (umat Islam), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”.
NOTE :
1) Dalam catatan “kaki/footnote” No. 1230 dan 1231 atas nats 33-AL AHZAB-56 ini ditafsir ALQURAN Departemen Agama R.I tahun 1978 dikatakan sbb :
a. Bershalawat artinya :
· Kalau dari ALLAH artinya adalah: Memberi Rahmat
· Kalau dari Malaikat2 artinya adalah: Meminta Ampunan (Dosa??).
· Kalau dari umat Islam/Mukmin artinya adalah: Berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi Rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “ALLAHU-MA SHALLIALA MUHAMMAD”.
b. Dengan mengucapkan perkataan seperti “ASSALAMU ALAIKA AYYUHAN NABI” artinya ialah “Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Mohammad).
2) Konsekuensi atau tindak lanjut dari perintah : “SHALAWAT NABI” ini, maka ALQURAN mewajibkan semua umat Islam menutup Sholatnya yang 5X sehari-semalam itu dengan mengucapkan /melafazkan Doa “SHALAWAT NABI” ini yang isinya bermacam-macam, namun intisarinya adalah mendoakan agar ALLAH melimpahkan kepada Nabi Muhammad Kemuliaan, Kebesaran dan Keselamatan, yang untuk sekedar contoh kami ambil tentang apa yang tiap-tiap hari ditayangkan di TV Malaysia yang berstatus NEGARA ISLAM itu, bunyi doa SHALAWAT NABI” ini adalah demikian : “Ya-ALLAH, karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad keselamatan, kemuliaan dan tempat serta derajat yang tinggi yang telah ENGKAU janjikan”.
Kalau seandainya nats 33-AL AHZAB-56 ini benar-benar Wahyu ALLAH, segera nampak beberapa kejanggalan-kejanggalan yang fatal bagi umat Islam sendiri yang mau mempelajari ALQURAN-nya memakai akal budi dan rasio yang sehat dan mau berlaku jujur untuk mendengarkan bisikan hati nuraninya sendiri (seperti halnya dengan kami selagi masih Islam tempo hari) sebagai berikut :
1) Seorang Nabi yang benar-benar diutus ALLAH seperti misalnya Nabi Musa (Bapak TAURAT) dan SAYIDINA ISA/ISA AL-MASIH (Bapak INJIL), jika mereka mati, sudah pasti beroleh Rahmat dan Keselamatan masuk Sorga, kembali kepada ALLAH yang mengutusnya dan tidak perlu di doakan keselamatan mereka.
Oleh karena itulah seantero isi ALKITAB tidak ada secuilpun terdapat nats dimana Nabi Musa meminta kepada umatnya untuk melakukan doa SHALAWAT bagi dirinya, lebih-lebih lagi Sayidina Isa. Jangankan meminta umatnya ber-Doa SHALAWAT bagi Dia, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Sayidina Isa sendirilah yang memberikan keselamatan itu (Yoh 14:1-3).
Dari fakta ini saja, sudah jelas bahwa nats 33-AL AHZAB-56 tersebut mustahil WAHYU ALLAH adanya dan lebih fatal lagi ialah bahwa nats “SHALAWAT NABI” ini secara tidak disadari oleh Muhammad, secara langsung atau tidak langsung mengungkapkan suatu dalil yang meragukan ke-Nabian dan ke- Rasulan Muhammad itu sendiri sebagai Nabi atau Rasul yang benar-benar disuruh/diutus oleh ALLAH.
2) Dengan adanya perintah melaksanakan Doa-SHALAWAT NABI ini,timbul kesan atau kesimpulan sbb:
· Bahwa Muhammad sendiri ragu atau tidak yakin bahwa kalau dia mati akan beroleh Rahmat Keselamatan Sorgawi (hal ini ternyata memang demikian, lihat nats 46-AL AHQAAF-9, sehingga perlu melalui nats-33 AL AHZAB-56 dengan mengatas-namakan ALLAH dan Malaikat2-Nya, dia memerintahkan kepada umatnya untuk mendoakan keselamatan dirinya dalam bentuk apa yang disebut Doa-SHALAWAT NABI itu.
· Bahwa Muhammad dengan sendirinya tidak mampu dan tidak kuasa menjamin keselamatan umatnya, bahkan keselamatan anak tunggalnya FATIMAH sendiripun dia tidak bisa jamin dihadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI). Dengan demikian, berarti bahwa Muhammad sama sekali tidak perduli apakah umatnya, pengikut yang setiap hari minimal 5X mendoakan keselamatannya, beroleh keselamatan sorgawi atau tidak. Yang pokok/utama baginya ialah: DIA SELAMAT (dengan adanya Doa SHALAWAT itu) sedangkan apakah ratusan juta umat pengikutnya beroleh selamat atau tidak itu soal ke dua dan terserah saja kepada ALLAH nantinya (Insya-Allah).
· Dengan tidak tahunya Muhammad sendiri apakah dia nanti setelah mati beroleh selamat atau tidak (nats 46-AL AHQAAF-9) dan ditambah pula bahwa dia tidak mampu menyelamatkan anak satu-satunya FATIMAH di hadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI), bagaimana nasib ratusan juta umat yang hanya merupakan pengikut-pengikutnya saja, maka dengan sendirinya akan timbul pertanyaan di hati setiap Muslim yang mau berpikir dengan tenang dan jujur serta yang mau mendengarkan suara hati nuraninya yang paling dalam (seperti halnya kami dulu selagi masih Islam) sbb : Pantesan seluruh umat Islam di dalam masalah “KESELAMATAN SORGAWI” ini hanya berani mengucapkan kata-kata : INSYAALLAH/MUDAH-MUDAHAN” anda diselamatkan oleh ALLAH dan diberi-Nya tempat yang layak disisi-Nya di Sorga nanti”, dan kesan yang pasti muncul sebagai kelanjutannya ialah : “Buat apa kami tetap mau ikut Agama Islam yang jelas-jelas tidak dapat menjamin keselamatan Sorgawi kami, bahkan Muhammad sampai-sampai meminta kepada umatnya untuk ber-Doa SHALAWAT bagi dirinya, apa lagi kami yang hanya pengikut-pengikutnya saja”.
Nats ALQURAN 33 AL AHZAB-56 yang kami jabarkan diatas tadi inilah salah satu contoh konkrit dari puluhan bahkan ratusan nats-nats yang terdapat dalam ALQURAN yang kami kategorikan : Bahwa isi ALQURAN itu sifatnya dualistis, kontradiktif, axiomalistis yaitu mengandung pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri, karena misalnya di dalam masalah Doa-SHALAWAT NABI ini disatu pihak ALQIURAN dengan segala daya dibarengi dengan segala jenis sumpah menyakinkan umat Islam bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul yang benar-benar diutus/disuruh Allah (bukan Nabi/Rasul aku-akuan), namun dipihak lain dalam waktu yang hampir bersamaan - misalnya nats 33-AL AHZAB-56 ini keluarlah Wahyu ALLAH yang memerintahkan agar umat Islam minimal 5X sehari pada waktu selesai sholat memanjatkan Doa-SHALWAT yang memohon kepada ALLAH agar TUHAN memberikan keselamatan, kemuliaan dan kebesaran kepada Nabi Muhammad.
Apakah hal ini tidak kontrakdiktif dan aneh? karena kalau Muhammad benar-benar seorang Nabi atau Rasul yang ALLAH sendiri utus, maka dengan sendirinya pada waktu Muhammad mati, dia pasti masuk keselamatan Sorgawi - dipanggil kembali kesisi ALLAH yang menyuruh/mengutusnya dan tidak perlu pakai Doa-SHALAWAT NABI segala, seperti halnya NABI MUSA dan SAYIDINA ISA/NABI ISA yang tidak pernah meminta umat/pengikutnya untuk mendoakan keselamatan dirinya.
NOTE :
Pada penjabaran-penjabaran kami berikutnya nanti kami akan merinci lebih dalam lagi tentang sifat Dualistis, Kontradiksi dan Axiomalistis dari isi ALQURAN ini, yang membuat kami akhirnya memutuskan bahwa kami tidak percaya lagi bahwa isi ALQURAN itu adalah Wahyu ALLAH.
Lain halnya dengan Sayidina Isa Al-Masih Nabinya umat Kristen, Dia tidak pernah memerintahkan umatnya memanjatkan Doa-SHALAWAT memohon Keselamatan, Kebesaran dan Kemuliaan bagi diri-Nya, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan bagi umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Dia sendirilah yang memberikan keselamatan Sorgawai itu (Yohanes 14:1-3).
Dan kalau Muhammad ragu-ragu dan bimbang bahkan tidak mengetahui apakah dia sendiri nanti akan ALLAH selamatkan atau tidak, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah “KESELAMATAN SORGAWAI” diembel-embeli dengan kata-kata “INSYA-ALLAH” atau MUDAH-MUDAHAN”, sebaliknya Sayidina Isa yang dalam ALQURAN disebut Nabi Isa Almasih itu, dengan tegas dan tuntas mengatakan :
§ AKU-lah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah) kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6).
§ Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia (Allah) yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal/keselamatan Sorgawai (Yoh 5:24).
§ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau (yaitu penjahat yang disalibkan disebelah kanan Sayidina Isa) akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus/Sorga (Lukas 23:43).
§ Janganlah kamu heran akan hal ini (sabda Sayidina Isa kepada murid-murid pengikut-Nya), sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang ada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal (Keselamatan Sorgawai) tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yohanes 5:28).
§ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Sayidina Isa) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Dan berpuluh-puluh nats lagi bisa kami sitir yang serupa dengan ini, bahwa Sayidina Isa itulah satu-satunya Nabi yang Allah utus membawa Syariat Injil yang bisa menjamin keselamatan Sorgawi bagi siapa saja yang percaya dan beriman kepada-Nya. Kita boleh pilih antara dua, ikut Sayidina Isa + Alkitab yang menjamin keselamatan Sorgawai kita atau Muhammad + Alquran yang disamping tidak menjamin keselamatan sorgawi kita, malahan dia sendiri belum tentu selamat (nats 46-AL AHQAAF-9) sehingga lewat Alquran-nya 33-AL AHZAB-56 perlu mengeluarkan perintah kepada kita untuk memanjatkan Doa-SHALAWAT NABI untuknya. Jangan salah pilih, karena kalau kita salah pilih akan berakibat penyesalan yang tidak terkoreksi lagi untuk selama-lamanya.
___________________________________________________________________________________
PENOLAKAN KE-4
MENOLAK HUKUM SYARIAT ISLAM SEBAGAI
TIDAK ADIL, KEJAM DAN KETINGGALAN ZAMAN/OUTDATED.
Berdasarkan penelitian kami, dalam ALQURAN yang terdiri dari 30-JUZ, 114 Surat dan 6666 ayat itu yang berkaitan dengan ke-Imanan, Hukum dan Syariat Agama Islam, secara umum dapat ditarik 3 (tiga) inti dari pokok yaitu :
1) Kewajiban penyebaran Agama Islam oleh pemeluk2nya adalah dengan tujuan mendirikan NEGARA ISLAM sejagad, dimana Hukum Syariat Islam sajalah yang diberlakukan di negara tersebut. Hal ini dapat kami simpulkan dari nats 5-ALMAIDAH-52 yang berbunyi: “Hai orang-orang beriman (umat Islam) janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi Wali (pemimpin)-mu ….” Dan “Mengapa kau angkat orang-orang kafir menjadi pemimpin-pemimpinmu” (Hadist Nabi Muhammad).
Hal ini berarti bahwa bilamana umat Islam mendiami sesuatu Negara yang belum berbentuk NEGARA TEOKRASI ISLAM, misalnya satu Negara yang rajanya atau Presidennya + anggota2 pemerintahannya beragama non Islam (misalnya Pilipina atau Muang Thai) atau suatu negara yang meskipun rajanya atau Presidennya + anggota-anggota pemerintahannya beragama Islam namun Hukum yang diberlakukan bukan Hukum Syariat Islam (misalnya republik Indonesia), maka adalah kewajiban suci dari umat Islam untuk mengupayakan agar Negara tersebut cepat atau lambat menjadi suatu NEGARA TEOKRASI ISLAM.
2) Penyebaran agama Islam dan Syariatnya tidak dilakukan dengan landasan KASIH melainkan dilakukan berlandaskan PERANG DAN TOTALITER, yang sebagai bukti kami sitir nats ALQURAN terkait antara lain sbb :
§ Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, kobarkanlah semangat para Mukmin untuk berperang … (Qs.4-AN NISSAA-84).
§ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepda Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kemudian mereka tidak ragu-ragu untuk berjihad/berperang ….” (Qs.49-AL HUJURAAT-15).
§ “Katakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal, Kamu akan diajak untuk memerangi kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah masuk Islam. Maka jika kamu penuhi ajakan ini niscaya Allah akan memberikan pahala kepadamu ….”(Qs.48-AL FATH-16).
§ Dan banyak lagi nats-nats yang serupa dengan itu misalnya antara lain: Qs.2-AL BAQARAH-216; 8-AL ANFAAL 15-16; 9-AT TAUBAH-29,38-55,123 dan lain-lain.
3) Hukum/Syariat Islam (Pidana + Perdata) tidak berlandaskan KASIH, melainkan berdasarkan IN-TOLERANSI, KERAS/KEJAM dan TIDAK ADIL, yang sebagai buktinya kami sitir antara lain :
Tegasnya Hukum/Syariat Islam itu bertentangan secara diametral dan antagonis dengan HUKUM KASIH yang diajarkan oleh Sayidina Isa dalam Matius 22:39 yang berbunyi: “KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU SENDIRI” dengan penjabarannya yang lebih rinci lagi terdapat dalam : Mat 5:1-12; Mat 5:21-43; Luk 6:27-41
Note :
Karena panjangnya rincian HUKUM KASIH itu, kami persilahkan Anda membaca nats-nats diatas di dalam ALKITAB.
Bahwa terdapat satu perbedaan atau pertentangan yang bersifat diametral atau antagonis itu antara ALQURAN + Hukum Syariatnya dengan ALKITAB + HUKUM Syariatnya itu adalah satu hal yang logis dan memang senang atau tidak, begitulah konsekwensinya, karena antara keduanya terdapat satu perbedaan yang pokok dan fundamentalis yaitu :
a. Yang hendak didirikan oleh Muhammad dengan ALQURANNYA sebagai sarananya adalah satu KERAJAAN DUNIAWI, yaitu satu IMPERIUM TEOKRASI ISLAM yang dia harapkan akan meliputi seluruh muka bumi ini, dimana oleh Muhammad sendiri telah dimulai realisasinya dan pada waktu dia meninggal dunia tahun 632 dapat diwujudkannya sebagai langkah awal dimana seluruh zajirah Arab telah dia jadikan satu Kerajaan Teokrasi Islam yang pertama, dimana dia sendiri adalah Raja atau Amir atau Amirul Mukminimnya. Karena yang menjadi tujuan atau target akhir adalah IMPERIUM TEOKRASI ISLAM di dunia ini, maka realisasinya adalah dengan sendirinya mengikuti cara-cara duniawi pula yaitu: perang, kekerasan, pemaksaaan, ancaman, pemisahan umat manusia dalam dua blok yaitu blok Islam dan blok Kafir yang harus ditumpas kalau tidak mau masuk Islam, pengkultusan individu seperti pemberian titel-titel Amirul Mukminin, Uliil Ambrie, Khalifah dll, pengaturan POLEKSOSBUDHANKAM dll hal terkait dengan penegakkan suatu kerajaan duniawi yang lazim diperlukan (Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Ke-tatanegaraan dan lain sebagainya).
Kesemuanya inilah pada hakekatnya isi dari ALQURAN itu yang dinamakan Hukum Syareat Islam tersebut, sedangkan bilamana ada hal-hal yang berkaitan dengan ke-Imanan, ke-Rohanian dan ke-Tuhanan itu adalah hasil jiplakan yang lihai dari Muhammad + kawan-kawan dari isi Kitab TAURAT dan Kitab INJIL yang memang sudah ratusan tahun beredar di tanah Arab itu seperti ALKITAB terjemahan Paman Walinya sendiri yaitu WAROKAH bin NAUFAL, sehingga bila diambil secara prosentase isi ALQURAN itu adalah kurang lebih 75% hasil jiplakan dari ALKITAB (Taurat dan Injil) + kurang lebih 25% hasil pemikiran, rancangan, idea, kreasi dari Muihammad dan kawan-kawan serta sekretaris-sekretarisnya.
b. Sebaliknya yang hendak didirikan oleh SAYIDINA ISA dengan ALKITAB sebagai sarananya adalah satu KERAJAAN SORGAWI dan bukan Kerajaan duniawi diatas muka bumi ini sebagaimana ditegaskan-Nya dalam Yoh 18:36: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang-orang Yahudi, akan tetapi kerajaan-Ku bukan dari sini” (maksudnya Kerajaan Sorga).
Karena Kerajaan yang akan didirikan oleh SAYIDINA ISA itu adalah KERAJAAN SORGA yang penghuni-penghuninya adalah roh orang-orang yang sudah beroleh keselamatan sorgawi – maka dengan sendirinya untuk mewujudkannya tentu saja tidak dengan cara-cara duniawi yang lazim seperti perang, kekerasan, ancaman2 dll seperti yang diuraikan di butir a diatas, melainkan dengan cara KASIH, KELEMAH LEMBUTAN, PERSUASI dan lain-lain sebagaimana dirincikan dalam Mat 5:1-12; 21-34 serta Luk 6:27-41, dan inilah pada hakekatnya seluruh isi dari ALKITAB yang dinamakan INJIL KERAJAAN ALLAH itu (Luk 16:16).
Pengikut-pengikut SAYIDINA ISA yang dinamakan umat Kristen/Nasrani itu, memang dibebani tugas oleh SAYIDINA ISA untuk “meng-Kristen-kan” semua bangsa dimuka bumi ini sebagaimana yang tersurat dalam Matius 28:19-20, namun pelaksanaannya tidak dengan mendirikan IMPERIUM TEOKRASI KRISTEN di seantero muka bumi ini, karena kerajaan yang didirikan Sayidina Isa adalah Kerajaan Sorga dengan cara-cara persuasi, lemah lembut dan kasih memberitakan kebenaran Injil Al-Masih kepada setiap orang, setiap suku dan bangsa bahwa tidak ada nama lain dibawah kolong langit ini yang diberikan kepada umat manusia yang bisa menyelamatkannya selain dari nama SAYIDINA ISA AL-MASIH (Kis 4:12).
Apakah orang, suku dan bangsa yang di Injili itu mau menerimanya atau menolaknya, itu adalah 100% hak azasi dari mereka sendiri untuk memutuskannya karena Allah memang menghendaki manusia itu bebas dan merdeka.
_______________________________________________________________________________
PENOLAKAN ke-5
MENGANGGAP NATS 68-AL QALAM-10 SEBAGAI NATS
YANG TELAH MEMBUKA KEDOK TENTANG APA ISI ALQURAN ITU SEBENARNYA.
Khusus membahas nats 68-AL QALAM-10 tersebut pada judul diatas, terlebih dahulu perlu kami ingatkan kembali kepercayaan dan ke-Imanan Islami bahwa:
Isi Alquran itu adalah 100% Wahyu Allah yang didiktekan/diimlakan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad (atau dengan perantaraan Malaikat Jibrail) secara kalimat demi kalimat dan kata demi kata, sehingga oleh karenanya isi Alquran itu tidak ada secuilpun hasil pemikiran, rekayasa dan perbuatan tangan manusia termasuk Nabi Muhammad.
Kalau hal ini benar adanya (100% Wahyu Allah), pastilah tidak akan terdapat kejanggalan-kejanggalan, perbedaan-pertentangan antara nats/ayat yang satu dengan nats/ayat yang lainnya dalam ALQURAN itu, karena tidak mungkin ALLAH menurunkan WahyuNYA bertentangan dan lebih-lebih lagi kalau diingat bahwa Wahyu atau Firman-Nya itu ALLAH wahyukan lewat SATU ORANG saja yaitu Muhammad sendiri atau dengan kata lain “sumber Wahyu adalah satu Oknum (Allah) dan Penyampai Wahyu adalah juga satu orang (Muhammad) saja dan tidak 2, 4, 7, atau 10 orang”.
NOTE :
Terlalu sering umat Islam menuding umat Kristen, karena menemui nats-nats dalam ALKITAB yang satu dengan yang lainnya bertentangan dengan kata-kata: ”Alkitab yang umat Kristen anggap suci itu, tidak benar Wahyu Allah adanya, karena masakan Allah menurunkan Wahyu-Nya bertentangan/tidak sama??.
OK, anggaplah tudingan umat Islam ini benar adanya (Nanti di penutup Bab ini akan kami jelaskan bahwa tudingan tersebut keliru/tidak benar adanya), kemungkinan terdapat nats-nats/ayat-ayat dalam ALKITAB yang satu dengan lainnya bertentangan adalah wajar-wajar dan logis saja, karena Wahyu dalam Alkitab tidak Allah sampaikan dengan cara dikte/imla langsung kata demi kata kepada sipenerima Wahyu dan disampaikannya tidak melalui satu orang saja (seperti kepada Muhammad), melainkan lewat lebih dari 40 (empat puluh) orang yang satu dengan yang lainnya adakalanya tidak saling kenal-mengenal dan hidupnya pun tidak dalam satu masa/periode yang sama.
Sebaliknya, kalau ada terdapat pertentangan-pertentangan antara nats/ayat yang satu dengan nats yang lainnya dalam ALQURAN (dibawah ini nanti akan kami jabarkan pertentangan-pertentangan itu), inilah yang tidak wajar dan tidak logis serta tidak masuk akal, karena Wahyu yang ada dalam ALQURAN, Allah sampaikan dengan cara dikte/imla langsung kalimat demi kalimat dan kata demi kata lewat Muhammad sendiri saja, sehingga tudingan “MASAKAN ALLAH MENURUNKAN WAHYU BERTENTANGAN/TIDAK SAMA” itu paling tepat dialamatkan kepada ALQURAN itu sendiri dari pada dialamatkan kepada ALKITAB-nya umat Kristen !!!
Pada penolakan pertama, ke-2,3 dan ke-4 telah kami jelaskan dasar dan dalil-dalil kenapa kami menolak ke-4 thema tersebut sebagai tidak Wahyu Allah dan sekarang ini akan kami jabarkan sebab-sebab pokok kenapa “KAMI TIDAK PERCAYA LAGI BAHWA ALQURAN ITU WAHYU ALLAH” yang menjadi penyebab utama kenapa kami meninggalkan Muhammad + Alquran dan beralih memilih Sayidina Isa + Alkitabnya sebagai junjungan dan Juruselamat kami.
1) Nats 68- AL QALAM-10 yang berbunyi: DAN JANGANLAH KAMU IKUTI SETIAP ORANG YANG BANYAK BERSUMPAH LAGI HINA, yang menjadi judul PENOLAKAN ke-5 ini, sengaja kami pilih karena kami anggap adalah faktor inti yang secara disadari oleh Muhammad sendiri telah dia suruh masukkan dalam Alquran sebagai Wahyu Allah yang sekaligus mengungkapkan kedoknya sendiri dan sekaligus pula mengungkapkan bahwa Alquran itu tidak boleh dipercayai karena penuh dusta.
Kenapa kami berkesimpulan demikian?
a. Terus terang saja, selama ini belum pernah kami menemui satu kitab pun yang beredar selain dari ALQURAN yang isinya penuh dengan segala jenis SUMPAH. Dari sejak awal sampai akhir dari 30 juz.114 Nats/Surat dan 6666 ayat yang ada dalam ALQURAN itu, tidak terhitung banyaknya kata-kata “SESUNGGUHNYA” (jumlahnya : 2257 kali atau ± 1/3 dari 6666 ayat2 ada terdapat kata “SESUNGGUHNYA” ini, dan kalau ditambah dengan sumpah secara langsung, jumlahnya menjadi kurang lebih 2/5 atau 40%) yang artinya bahwa ALLAH secara tidak langsung BERSUMPAH bahwa ayat yang Dia turunkan itu tidak bohong melainkan benar-benar dapat dipercaya adanya (alangkah ragu-ragunya Allah itu?).
Secara khusus pula - karena masih juga ragu-ragu meskipun sudah melafazkan ribuan kali kata-kata “SESUNGGUHNYA” ALLAH menurunkan satu Nats/Surat Khusus yaitu 52-ATH THUUR yang terdiri dari 49 ayat, yang isinya 99% atau hampir seluruhnya terdiri dari SUMPAH-SUMPAH dan BANTAHAN-BANTAHAN dari ALLAH terhadap umat manusia yang daif, hina dan kotor berdosa itu. (Alangkah rendahnya derajat dan integritas Allah yang harus menurunkan nats/Surat “SUMPAH” untuk meyakinkan manusia yang NOTA BENE adalah ciptaan-Nya sendiri).
b. Apa yang Allah sumpahkan pada butir a. diatas, rupa-rupanya belum dianggap cukup memadai, sehingga perlu lagi Allah tambahkan dengan SUMPAH-SUMPAH jenis lain yang tersebar ke-30 Juz dari Alquran tersebut yaitu dengan kata-kata : “DEMI ALLAH (Allah yang mana lagi?), DEMI Alquran yang penuh hikmah, DEMI MALAIKAT-MALAIKAT, DEMI LANGIT, DEMI GUGUSAN BINTANG-BINTANG, DEMI BINTANG-BINTANG, DEMI MATAHARI, DEMI ANGIN, DEMI AWAN, DEMI MALAM, DEMI SIANG, DEMI SUBUH, DEMI FAJAR, DEMI KIAMAT, DEMI BUMI, DEMI KOTA MEKAH, DEMI MASA, DEMI KALAM, DEMI JIWA MANUSIA (91-ASY SYAMS-7), DEMI BUAH TIN, DEMI BUAH ZAITUN, DEMI KUDA PERANG”
Dan lain-lain jenis “Demi” yang tidak perlu kami tambahkan disini lagi karena kami anggap deretannya sudah cukup panjangnya.
Tegasnya dengan begitu banyaknya Allah bersumpah dalam Alquran seperti yang kami jabarkan diatas terhadap umat manusia yang daif, hina, kotor, berdosa yang notabene pula adalah hasil ciptaan-Nya sendiri, sama saja artinya bahwa ALQURAN telah menghina ALLAH dengan tidak tanggung-tanggung dan bagi setiap orang Muslim yang sedikit saja mau memakai akal budi dan rationya serta mau jujur mengikuti suara hati nuraninya (seperti kami pada waktu masih Islam dulu), pada hakekatnya sudah cukup alasan dan dalil untuk menolak Alquran itu Wahyu Allah, karena kalau kita toh masih tetap mau menerimanya sebagai Wahyu Allah, maka berarti kita mengakui bahwa Allah kita itu “TIDAK MAHAKUASA lagi, TIDAK MAHA MENGETAHUI lagi, TIDAK MAHA KONSISTENT lagi, melainkan sudah turun posisi dan integritasnya sebagai seorang oknum yang ragu-ragu dan hina”. Apakah benar begitu? PASTI TIDAK BENAR! Yang benar ialah bahwa Muhammadlah yang tidak maha mengetahui, yang ragu-ragu, yang inkonsistent, yang tidak percaya dirinya sendiri, yang plin plan, sehingga untuk membela dirinya atas tudingan lawan-lawan dan musuh-musuhnya perlu dan harus bersumpah dengan 1001 macam “DEMI” untuk menyakinkan mereka dengan wahana ALQURAN ciptaannya sendiri yang dia nyatakan sebagai WAHYU ALLAH itu dan oleh karena saking bingungnya atau satu usaha untuk pembenaran yang tidak benar, dengan sadar diturunkannyalah dalam ALQURAN nats 68-AL QALAM-10 tersebut diatas.
NOTE :
Mungkin anda sebagai seorang Muslim akan menjawab : Jangan suka main tuduh, karena di dalam ALKITAB pun ALLAH juga BERSUMPAH!
Bagaimana ini? Anda benar sekali, memang di dalam ALKITAB ada ALLAH bersumpah namun hanya satu kali saja yang terdapat dalam Kej 22:16 yang bunyinya : AKU BERSUMPAH DEMI DIRIKU SENDIRI demikianlah Firman Tuhan, karena engkau telah berbuat demikian…….dan sumpah Allah ini sifatnya jauh berbeda dengan ratusan SUMPAH ALLAH yang ada dalam ALQURAN itu yang sifatnya temporer/insidentil saja, karena sumpah ini adalah SATU PERJANJIAN KEKAL antara ALLAH dengan IBRAHIM + keturunannya Bangsa Israel yang dilakukan 1 X saja namun berlakunya untuk selama-lamanya (Kej 17:7-8) dan sebagai Anda lihat sumpah-Nya adalah “DEMI DIRIKU SENDIRI” dan bukan “Demi Buah Tin, demi kuda perang, demi langit, demi fajar, dan lain-lain itu, sebagaimana yang terdapat dalam ALQURAN itu. Disamping itu Anda harus ingat bahwa ALKITAB yang hanya mengandung 1X sumpah ALLAH tersebut diatas adalah : tebalnya kurang lebih 5 X dari ALQURAN, natsnya kurang lebih 10 X lebih banyak (1.188 nats) dan ayatnya kurang lebih 5 X lebih banyak (30.442 ayat) dari ALQURAN.
Agar perbedaan antara SUMPAH ALLAH dalam ALQURAN dengan SUMPAH ALLAH dalam ALKITAB menjadi tuntas, diinformasikan disini bahwa, nats-nats lain dalam Alkitab memang ada muncul kembali ALLAH BERSUMPAH ini, namun kesemuanya mengacu kepada SUMPAH ALLAH yang 1 X tersebut diatas itu saja misalnya pada Ibrani 6:13-14 yang bunyinya demikian : “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya……”
Untuk lebih mentuntaskan lagi masalah BERSUMPAH ini, satu dan lain disebabkan rupa-rupanya bangsa Israel sudah ketularan kebiasaan bangsa-bangsa Kafir yang berdiam disekitar mereka, yaitu bila timbul sedikit saja persoalan atau ketidak sesuaian pendapat segera BERSUMPAH demi segala macam “DEMI” (seperti halnya yang ada dalam Alquran). KEBIASAAN BERSUMPAH telah dikecam dan dilarang oleh Sayidina Isa dengan tegas, demikian : “Tetapi Aku berkata kepadamu; Jangan sekali-kali BERSUMPAH baik demi langit karena langit adalah Tahta Allah, maupun demi bumi karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem karena Yerusalem adalah kota Raja Besar, janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika YA, hendaklah kamu katakan YA, jika TIDAK hendaklah kamu katakan TIDAK, karena apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat-iblis/setan”(Mat 5:34-37). Ini baru namanya tegas – tuntas, tanpa tedeng aling-aling!
2) Terus terang saja, selama ini belum pernah kami menemui kitab yang beredar yang isinya: campur aduk, tidak berurutan, simpang siur, temanya meloncat-loncat, tidak diketahui dimana awal dan dimana akhirnya sesuatu perikop selain dari isi Alquran ini. Dalam setiap nats/surat yang 114 banyaknya dalam Alquran itu, terdapat ayat-ayat yang meloncat-loncat dari tema/perikop yang dibicarakan, misalnya untuk sekedar contoh, kami ambil secara “jemputan saja”. Surat 59-AL HASYR (24 ayat) Perikop/tema : PENGUSIRAN ORANG-ORANG YAHUDI DARI MEDINAH
Coba kita membaca seluruh isi ke-24 ayat yang ada dalam Surat tersebut. Dengan susah payah kita mencari dimana letak kisah pengusiran orang Yahudi dari Medinah itu yang ditonjolkan oleh perikop/tema tersebut di atas. Paling banter dapat kita simpulkan yang ada kaitannya dengan perikop/tema tersebut ialah apa yang ada tertulis di sebagian ayat-ayat saja yang berbunyi: “DIALAH (ALLAH) yang mengeluarkan orang2 kafir diantara Ahli Kitab dari kampung mereka ….”
Ini pun diragukan, karena berdasarkan puluhan nats-nats lain yang ada dalam Alquran, orang-orang Yahudi tidak digolongkan sebagai orang Kafir melainkan digolongkan sebagai Ahli Kitab seperti halnya dengan sebutan bagi orang Kristen dan Nasrani.
Sedangkan ayat-ayat yang lainnya (ayat-1, sebagian ayat-2 dan ayat-3 s/d.24) yang dibicarakan adalah tema/perikop lain yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan PENGUSIRAN ORANG-ORANG YAHUDI DARI MEDINAH tersebut di atas, dan itupun sedemikian acaknya sehingga sukar untuk melacak tema apa yang sedang dibicarakan/dibahas sehingga siapapun yang membacanya akan menjadi bingung karenanya. Hal ini terdapat dihampir semua 114 Surat isi ALQURAN itu dan hal inilah yang membuat kami mengatakan bahwa isi Alquran itu campur aduk tidak berurutan dan simpang siur.
NOTE :
Lain halnya dengan Alkitab, isinya teratur, berurutan, kontinuitas, jelas-gamblang, tidak ada perikop/tema lain yang nyelonong masuk ke dalam perikop/tema yang dibicarakan atau dikisahkan. Oleh karena yang kami “jemput” dari Alquran adalah perikop/tema: PENGUSIRAN ORANG-ORANG YAHUDI DARI MEDINAH, maka kami ambil sebagi “jemputan” pula kisah PENGUSIRAN juga dari Alkitab yaitu: Dari Perjanjian Lama : Hakim-hakim Perikop/tema : GIBEON MENGUSIR MUSUH
Karena kisahnya panjang, mari kita baca ayat 1-25 dari Kitab Hakim-hakim 7 tersebut dengan teliti dan jelimet, jelas dan tuntas bahwa tidak ada satu ayatpun yang menyimpang dari perikop/tema yang dikisahkan/dibahaskan, semuanya teratur, berurutan, berkontinuitas dari sejak awal sampai ke akhir kisah.
Kalau contoh - imbangan ini belum memuaskan juga, mari kami ambil secara “jemputan” nats yang ada dalam Perjanjian Baru; Yohanes 8:21-29, perikop /tema SAYIDINA ISA BUKAN DARI DUNIA INI.
Coba Anda baca seluruh ayat 21-29 tersebut yang kesemuanya berkaitan dengan masalah “Rohani”, tidak ada satu ayatpun yang keluar dari perikop/tema yang dibicarakan, semuanya jelas-tegas, gampang dimengerti, tidak berbelit-belit, teratur-berkesinambungan, meyakinkan tanpa perlu meraba-raba seperti seorang yang sedang mengisi teka-teki silang.
Jelas sekali perbedaan antara Alquran dan Alkitab itu bukan? Yang satu kabur, berbelit-belit sehingga untuk mengartikannya kita perlu belajar dulu “Teori relativitas”-nya Eistein, sedangkan yang lainnya jelas-gamblang, sederhana, blak-blakkan dan langsung kesasaran sehingga seorang yang tamat SD/SMP pun dengan mudah memahaminya !!!
3) Kami selama ini tidak pernah menemui Kitab Agama lain selain dari Alquran yang isinya membeberkan bahwa Allah adalah satu oknum yang paling tidak percaya diri, paling ragu-ragu dan paling tidak konsisten sehingga perlu sampai ratusan kali harus meng-ulang2 Sabda-Nya.
Sehingga entah dari mana asal-usulnya tudingan-tudingan itu, mendadak Allah menjadi kalap sehingga menurunkan dengan BERSUMPAH Wahyu-Nya: 81-AT TAKWIR 15-25 yang berbunyi demikian : “Sungguh, Aku (Allah) bersumpah demi: Bintang-bintang yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya dan demi subuh apabila fajar mulai menyingsing, SESUNGGUHNYA ALQURAN itu benar-benar Firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia Jibrail yang mempunyai kekuatan dan mempunyai kedudukan tinggi disisi Allah yang mempunyai Arsy (Tahta), yang ditaati disana (alam Malaikat-malaikat) dan dipercaya, dan temanmu Muhammad itu bukanlah sekali-kali orang gila, karena SESUNGGUHNYA Muhammad itu melihat Jibrail (pembawa ayat-ayat Alquran) di ujuk yang terang dan Muhammad bukanlah seorang yang bakhil (pendusta) untuk menerangkan yang ghaib dan Alquran itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk”.
Apa Anda sebagai seorang Muslim yang berakal-budi, yang punya akal dan ratio sehat, yang jujur terhadap suara hati nurani Anda yang paling dalam, masih dapat menerima bahwa Allah yang Mahabesar, yang Mahakuasa, yang Maha Esa, yang ada dengan sendirinya, yang Kekal dan tidak pernah berobah-obah menjadi begitu kecil, begitu lemah dan tidak berdaya, sehingga harus mengeluarkan pernyataan dengan SUMPAH seperti yang tersurat dalam 81-AT THAKWIR 15-25 tersebut diatas terhadap tudingan orang-orang yang tidak percaya bahwa Muhammad itu Nabi dan Alquran itu Wahyu Allah, sedangkan orang-orang yang menuding-nuding itu adalah notabene hasil ciptaan Allah itu sendiri ???
Kami hakul-yakin bahwa Anda dengan perasaan yang tersinggung berat dengan suara lantang akan menjawab “INI PENGHINAAN BERAT TERHADAP ALLAH, INI TIDAK MUNGKIN TERJADI, INI TIDAK MASUK DIAKAL, INI BEYOND REASON dan APA YANG TERSURAT DALAM 81-AT THAKWIR 15-25 TERSEBUT ITU BUKANLAH WAHYU ALLAH” AMIN, terkecuali tentunya kalau mendadak sontak telah terjadi penukaran STATUS POSISI antara ALLAH dan Muhammad, yaitu bukan Muhammad lagi yang pesuruh Allah melainkan Allah lah yang telah berobah menjadi pesuruh Muhammad. Hal ini tentu saja TABU dan MUSTAHIL karena mengarahkan pikiran kearah itu saja sudah merupakan raja-biangnya-Syirk !!! Jadi dengan sendirinya tertinggal satu solusi atau kesimpulan yaitu: “BAHWA ALQURAN ITU TIDAK WAHYU ALLAH !!”.
Yang benar tentang hal ini adalah bahwa berdasarkan logika dan ratio dari siapa saja yang mau berlaku jujur pada dirinya sendiri pasti berpendapat seperti terlukis di bawah ini : Pada waktu sebelum adanya nats 81-AT THAKWIR 15-25 tersebut, Muhammad telah dituding dan diolok-olokkan oleh orang Arab musuh-musuhnya, bahwa dia adalah seorang yang sinting dan gila serta pendusta dan ALQURAN yang katanya Wahyu ALLAH itu dicemooh sebagai perkataan/ayat-ayat setan belaka alias bukan Wahyu ALLAH.
Untuk membela dirinya dari tuduhan dan tudingan musuh-musuhnya tersebut, satu dan lain karena dia sendiri tidak mampu berbuat mujizat sebagai counter bukti; maka disuruhnya Sekretarisnya Zaid bin Tsabit untuk menulis bantahan yaitu nats 81-At THAKWIR tersebut dalam ALQURAN dengan diatas namakan Wahyu ALLAH agar menjadi BERBOBOT kelihatannya”.
Skenario atau analisa seperti dijabarkan di atas inilah yang masuk diakal siapapun yang berpikiran sehat dan tidak tenggelam dalam fanatisme dan taktik buta, namun Muhammad pada waktu itu sudah berada dalam posisi apa yang kita sebut sekarang ini “sudah terlanjur basah” dan “sudah tidak ada jalan mundur lagi”, karena terlanjur menyatakan “SEMUA YANG TERTULIS DALAM ALQURAN ITU ADALAH 100% WAHYU ALLAH”, sedangkan sebenarnya adalah hasil pemikiran, rekaan, imaginasi, sangka-sangkaan dia sendiri sebagai seorang insan biasa yang tidak luput dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, kekhilafan-kekhilafan dan kelemahan-kelemahan, walaupun harus diakui baik oleh kawan maupun oleh lawan bahwa dia adalah seorang yang Besar dan Briliant pada zamannya.
Dan hal inilah yang membuat isi Alquran itu penuh dengan sumpah-sumpah, penuh dengan pengulangan-pengulangan, penuh dengan dualisme dan kejanggalan-kejanggalan, kontroversial dan axiomalistis, ragu-ragu dan inkonsistent yang akibat lanjutnya ialah bahwa semua hal-hal negatif tersebut itu secara tragis dan menyedihkan seluruhnya terulang kepada ALLAH dan tanggung jawab ALLAH semata-mata, karena kata Muhammad bahwa seluruh isi Alquran itu adalah 100% Wahyu Allah dan tidak ada hasil buah pikirannya atau dengan perkataan lain yang tegas dan gamblang: “Adanya sumpah-sumpah, pengulangan-pengulangan, kejanggalan-kejanggalan, dualisme, kontardiksi-kontradiksi, axioma dan inkonsitensi-inkonsitensi dalam ALQURAN, itu bukanlah tanggung jawab Muhammad, melainkan tanggung jawab Allah semata-mata karena kesemuanya itu adalah Wahyu-Nya, sedangkan Muhammad hanya menulis dan menyampaikan saja.
Meskipun dengan sanggahan-sangggahan kami pada PENOLAKAN ke-1, 2, 3, 4, dan ke-5 tersebut di atas dianggap tetap cukup untuk menolak ke-Imanan Islami bahwa ALQURAN ITU WAHYU ALLAH, namun untuk lebih melengkapinya lagi dibawah ini kami tambahkan lagi hal-hal lain yang kami temui dalam ALQURAN yang sifatnya aneh dan tidak masuk diakal bilamana kita toh masih tetap percaya bahwa isi ALQURAN tersebut benar-benar 100% Wahyu ALLAH.
1) ALLAH BUTA SEJARAH DAN MELESET BERNUBUAT
a. Dalam Surat 19-MARYAM-28, dinyatakan bahwa MARYAM, ibu Sayidina Isa adalah saudaranya Harun dan selanjutnya dalam Surat 3-ALI IMRAN 36-37 dikatakan bahwa MARYAM, ibu Sayidina Isa tersebut diserahkan oleh ayahnya bernama IMRAN kepada ZAKHARIA untuk dipelihara dan dibesarkan. Hal ini tidak mungkin terjadi dan terlaksana, karena HARUN sesuai sejarah adalah abangnya Nabi Musa yang hidup kurang lebih 1500 tahun sebelum Sayidina Isa dilahirkan oleh MARYAM dan HARUN tersebut memang punya seorang adik perempuan yang kebetulan pula bernama MARYAM (Kel 12:1-16), dan ayah dari ketiga bersaudara ini memang AMRAN (dalam lafaz bahasa Arabnya ALQURAN: IMRAN). MARYAM, ibu Sayidina Isa dan MARYAM adik HARUN dan adalah tidak mungkin pula terjadi IMRAN dapat menyerahkan MARYAM anaknya itu kepada ZAKHARIA untuk dipelihara dan dibesarkan karena ZAKHARIA baru nongol/dilahirkan di dunia ini kurang lebih 1500 tahun kemudian yaitu sezaman dengan MARYAM,ibu Sayidina Isa,sebagaimana tertulis dalam Surat 19-MARYAM 1-7.
b. Dalam Surat 30-AR RUUM 1-4, dinubuatkan oleh Allah lewat mulut Nabi Muhammad bahwa kerajaan Romawi yang pada waktu itu telah dikalahkan oleh Kerajaan Persia, nanti sesudah wafatnya Nabi Muhammad-jadi sesudah tahun 62, akan membalas dan mengalahkan kembali bangsa Persia. Lagi–lagi ALLAH yang Maha Tahu itu menjadi buta Sejarah, karena apa yang disebut “NUBUAT” itu bukanlah NUBUAT lagi melainkan hanya pencatatan sejarah saja oleh Nabi Muhammad, sebab dikalahkannya Bangsa Romawi oleh Bangsa Persia dan dikalahkannya kembali Persia oleh Bangsa Romawi SEMUANYA terjadi dalam kurun waktu Nabi Muhammad masih hidup.
Sejarah mencatat :
§ Tahun 614 , Bangsa Romawi dikalahkan oleh Bangsa Persia
§ Tahun 629, Bangsa Romawi mengalahkan kembali bangsa Persia
§ Tahun 632 , Nabi Muhammad meninggal dunia di Medinah
c. Dalam Surat 17-AL ISRAA-1 terdapat Wahyu Allah yang berbunyi sebagai berikut: “Maha suci ALLAH yang telah memperjalankan (Miradj) hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram (di Mekah) ke Al-Masjidil Aksha ( di Yerusalem) yang telah KAMI berkahi sekelilingnya………”
Disini ternyata lagi Allah itu buta sejarah, karena tidaklah mungkin Allah me-miradj-kan Nabi Muhammad yang hidup diantara tahun 571-632 dari …..Masjidil Haram di Mekah dalam satu alam ke Masjidil Aksha di Yerusalem, karena pada waktu Nabi Muhammad masih hidup Masjidil Aksha belum ada, sebab baru dibangun tahun 701, jadi 69 tahun sesudah Nabi Muhammad mati dan dikuburkan di Madinah tahun 632.
2) ALLAH TIDAK TERTIB DAN KACAU
ALLAH yang Maha Tertib dan Maha Teratur itu telah menurunkan Kitab Wahyu-Nya yang dinamakan ALQURAN itu justru sangat kacau isinya dan kacau formulasinya. Untuk membuktikan hal ini, sebagai contoh kami petik disini satu SUB-SURAT yang terdiri dari 7 (tujuh) ayat saja dari 6666 ayat yang ada dalam Alquran itu yaitu :
Surat 5-AL MAAIDAH 94-100 (7 ayat) Perikop Sub-Suratnya adalah : “MENGHORMATI KAABAH SEBAGAI SOKO GURU KEHIDUPAN MANUSIA”
· Ayat-94 : Mempersoalakan korban binatang hasil perburuan
· Ayat-95 : Mempersoalkan – idem –
· Ayat-96 : Mempersoalkan – idem –
· Ayat-97 :Mempersoalkan masalah Kaabah, jadi cocok/sesuai dengan yang dikehendaki oleh Perikop Sub-Surat di atas.
· Ayat-98 : Mempersoalkan tentang bentuk siksaan dari Allah bagi orang-orang yang menentang-Nya.
· Ayat-99 : Mempersolakan bahwa Rasul-rasul hanya penyampai Wahyu Allah saja.
· Ayat-100 : Mempersoalkan masalah tindakan baik dan buruk
Ini hanya satu contoh kecil saja (1 Sub-Surat dengan hanya 7 ayat) tentang betapa kacau dan simpang siurnya formulasi Wahyu Allah yang ada dalam Alquran itu, apapun pula kalau dibahas seluruh isi Alquran dengan cara/sistym seperti ini yang jumlahnya 114 Surat dengan ratusan Sub-Suratnya dengan total 6666 ayatnya, pastilah tidak dapat lain kesimpulannya ialah : ALLAH ITU KACAU.
3) ALLAH ITU TIDAK ADIL
ALLAH yang Maha Adil, justru digambarkan tidak adil atau sekurang-kurangnya menimbulkan kejanggalan-kejanggalan. Tentang soal apa ALLAH itu tidak adil?
§ KETIDAKADILAN ALLAH DI DUNIA
Kami hendak mempersoalkan kembali keadaan di dunia yang fana ini, dimana Allah sudah berlaku tidak adil dengan menetapkan perbedaan hak antara pria dan wanita (dengan menambahnya lagi dengan ketidakadilan-ketidakadilan jenis-jenis lain), yaitu pria dapat dua bagian harta warisan dan boleh ber-polygami sampai beristri empat, sedangkan wanita hanya dapat satu bagian dari harta warisan saja dan tidak ada hak men-talaq suaminya walaupun ditinggalkan, disia-siakan dan ditelantarkan oleh suaminya bertahun-tahun tanpa diberi surat talaq/diceraikan.
§ KETIDAKADILAN ALLAH DI AKHIRAT
Ketidak-adilan Allah di sorga sesudah orang-orang yang beriman (pria dan wanita muslim) mati dan beroleh keselamatan sorgawi nanti (kehidupan di alam Rohani). Berdasarkan Wahyu-Nya sendiri yang ada dalam Alquran, rupa-rupanya Allah hanya menyediakan SORGA BAGI KAUM PRIA SAJA, karena jelas-jelas tertulis dalam Alquran sbb :
a. Di sorga disediakan makanan dan minuman (52- ATH THUUR-19)
b. Di sorga mereka (kaum pria) mempunyai istri-istri (4-AN NISAA-57) karena dikawinkan dengan bidadari-bidadari yang cantik dan bermata jelita (52-ATH THUUR-20) dan disediakan divan2 untuk tempat mereka bersukaria dengan bidadari-bidadari istri-istri mereka itu.
Jelas dan gamblang bahwa ini adalah sorganya kaum pria saja, karena kami tidak menemukan satu ayatpun dari wanita-wanita Muslim yang juga masuk sorga.
Kesimpulan kami adalah: Tidak ada seorangpun wanita muslim walaupun dia super mukmi bisa masuk sorga karena mereka mau dikawinkan dengan siapa lagi disebabkan semua prianya ya bekas suaminya atau pacarnya, ya idolanya ketika dulu kesemuanya sudah dikawinkan dengan bidadari-bidadari yang 1000 X lebih cantik dan bermata jelita dari diri mereka. Dan di dalam Alquran kami tidak menemukan sepatah Wahyu Allahpun bahwa wanita-wanita yang beroleh keselamatan Sorgawi itu akan dikawinkan dengan Malaikat-malaikat. Apa ini tidak janggal !!!.
Kalau toh Anda karena fanatisme agama dan taktik buta tetap saja mengatakan bahwa hal ini tidak janggal, pastilah Anda tidak dapat mengelak lagi kalau kami katakan bahwa ALLAHnya ALQURAN itu: TIDAK ADIL !!! Belum lagi, kalau kami mempertanyakan apakah masuk diakal yang sehat dan logis bahwa di Sorga yang notabene adalah satu tempat DI ALAM ROHANI – jadi berbeda 180 derajat dengan kondisi dan situasi yang fana ini - masih ada nafsu sex, masih perlu makan dan minum dan masih kawin mengawin???
NOTE :
Lain halnya dengan Sorganya umat Kristen, yang kondisi dan situasinya masuk di akal dan ratio dari siapapun yang membacanya dalam ALKITAB.
a. Di Sorga/Kerajan Sorga terdapat satu tahta, yaitu tahta ALLAH (Why 7:15).
b. Di atas itu duduklah Anak Domba ALLAH yaitu SAYIDINA ISA AL-MASIH (Why 7:17).
c. Disekitar tahta, mahluk2 memuji Dia dengan kata2: “Kudus, Kudus, Kuduslah TUHAN ALLAH, yang Mahakuasa, Yang sudah Ada, dan Yang akan Datang (Why 4:8) dan dihadapan tahta terdapat orang2 Kudus yang tidak terhitung banyaknya dari segala Bangsa dan Suku dan Kaum dan Bahasa (Why 7:9).
d. Di Sorga mereka (yang telah beroleh keselamatan Sorgawi) tidak kawin dan dikawinkan (Markus 12:25).
e. Di Sorga mereka hidup seperti Malaikat-malaikat (Markus 12:25).
4) ALLAH BERTINDAK ANEH DAN JANGGAL
ALLAH yang Maha Suci itu telah bertindak aneh dan janggal. Kenapa?
Dalam sejarah Perjanjian Lama (TAURAT) dan Perjanjian Baru (INJIL) yang Kitab-kitab mana diakui oleh ALQURAN sendiri tentang keabsahannya sebagai satu Kitab Suci (2-AL BAQARAAH-4) tidak pernah ALLAH mau mencampuri urusan hidup pribadi dari pada Nabi-nabi suruhan/utusan-Nya sebegitu menjelimetnya sampai-sampai pada urusan sex, rumah tangga dan rahasia tempat tidur mereka, selain dari Nabi Muhammad ini. Kami enggan dan segan untuk merinci campur tangan Allah itu satu persatu, melainkan mempersilahkan Anda untuk membacanya sendiri dalam Alquran :
· Surat 33-AL AHZAB 28-34
· Surat 33-AL AHZAB 50-55
· Surat 66-AT TAHRIM 1-5
Setelah kami membaca betapa menjelimetnya dan mendetailnya Allah ikut campur dan kehidupan sex, rumah tangga dan rahasia tempat tidur Nabi Muhammad sebagaimana terjabar dalam 3 (tiga) SURAT ALQURAN di atas, sedangkan hal yang serupa tidak pernah Allah lakukan terhadap puluhan Nabi-nabi sebelum Muhammad sejak Nabi Adam sampai pada Sayidina Isa, ditambah pula dengan Surat-24 AN NUUR 11-26 dimana Allah secara khusus mati-matian membela AISYAH isteri Muhammad itu, bahwa dia benar-benar tidak berzinah, maka pastilah timbul dalam hati nurani kita satu perasaan aneh yaitu: “APA IYA INI SEMUA, APA IYA INI BENAR-BENAR WAHYU ALLAH” atau hanya satu “house-rules” bikinan Nabi Muhammad untuk mengatur dan mengatasi isteri-isterinya yang banyak itu yang dia berikan “cap” sebagai Wahyu Allah, karena tidak mungkin Allah berlaku sejanggal ini.
5) ALLAH TIDAK KONSEKWEN DAN INKONSISTENT
Berbicara soal kejanggalan-kejanggalan yang ada dalam ALQURAN yang katanya 100% Wahyu Allah itu, jumlahnya ada banyak sekali sehingga kalau dibahas satu per satu akan memakan puluhan halaman lagi. Juga mengenai tidak konsekwen dan tidak konsistennya Allah terhadap apa yang Dia telah Wahyukan ada banyak sekali terdapat dalam ALQURAN sehingga untuk menyingkatkan penulisan ini, kami mensitir satu contoh yang spesifik tentang hal tidak konsekwen dan inkonsistennya Allah itu, yaitu tentang apa yang tertulis dalam : SURAT 3 AL MAAIDAH 82“……..Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman (Islam) ialah orang-orang yang berkata : “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani…….”
Namun segera sesudah itu, ALLAH meralat WahyuNya tersebut dengan mengatakan hal yang 180 derajat bertentangan dengannya yaitu: SURAT 98 AL BAYYINAH 6 “……Sesungguhnya orang-orang Kafir yakni Ahli Kitab (yang dimaksudkan adalah orang Nasrani dan orang Yahudi) dan orang-orang yang musyrik akan masuk ke neraka jahanam dan mereka kekal di dalamnya, karena mereka itu adalah seburuk-buruknya mahluk…….”
Apa ini tidak kontradiksius dan inkonsistent dan apakah bisa disalahkan kalau kami mengatakan bahwa ALLAHnya ALQURAN itu: TIDAK KONSEKWEN DAN TIDAK KONSISTENT!
KESIMPULAN.
Bilamana semua yang kami jabarkan dan uraikan dalam penolakan 1 s.d ke-5 dirangkumkan menjadi satu rangkuman, intisarinya sebenarnya sederhana saja yaitu : Bahwa ALLAH, yang:
PASTI TIDAK MUNGKIN - SEKALI LAGI PASTI TIDAK MUNGKIN, BAHWA ALLAH ITU:
a. Tidak adil
b. Tidak mengetahui sejarah
c. Salah bernubuat
d. Ragu-ragu dan tidak percaya diri sendiri, sehingga perlu bersumpah dengan segala jenis materi dan non materi hasil ciptaan-Nya sendiri.
e. Salah menurunkan wahyu-Nya sehingga perlu dibatalkan atau diganti/direvisi.
f. Mempertahankan diri-Nya sendiri dari tudingan manusia yang notabene adalah ciptaan-Nya sendiri dengan segala sumpah.
g. Tidak berada pada satu detik yang bersamaan disetiap millimeter ruang bumi dan angkasa raya ciptaan-Nya itu, melainkan hanya berada disatu tempat saja yaitu di Mekkah.
h. Menyatakan diri-Nya telah berobah menjadi batu hitam yang melarat itu.
i. Hanya mengerti bahasa Arab saja.
j. Punya rumah di satu tempat tertentu diatas dunia ini (Mekkah).
k. Bertindak tidak berdasarkan KASIH yang notabene adalah personafikasi dari ALLAH itu sendiri yaitu MAHA PENGASIH dan MAHA PENYAYANG.
l. Tidak konsisten terhadap janji2-Nya dan perbuatan2-Nya serta kata2-Nya.
m. Mengijinkan manusia menyembah ilah-ilah lain (termasuk makhluk-makhluk ghaib seperti JIN-JIN) selain daripada ALLAH.
SEHINGGA oleh karena apa yang tidak mungkin dilakukan oleh ALLAH sebagaimana terjabar di diktum a. s.d m. diatas, kesemuanya ada terjabar secara berulang-ulang dalam ALQURAN, maka jelas dan gamblang pastilah isi ALQURAN ITU TIDAK WAHYU ALLAH.
Akhirnya sebagai penutup SADURAN kami ini, kami akan penuhi janji kami pada PENOLAKAN-5 yaitu: “Bahwa tidak benar ada pertentangan-pertentangan Wahyu ALLAH dalam ALKITAB”, sebagaimana sering ditudingkan oleh pihak Islam kepada umat Kristen karena mereka telah menemukan banyak nats/ayat yang satu dengan yang lainnya bertentangan dalam Alkitab, sedangkan ALKITAB itu adalah Wahyu ALLAH.
1. Terlebih dahulu perlu dinformasikan bahwa cara penulisan ALKITAB berbeda 180 derajat dengan cara penulisan ALQURAN. Kalau penulisan atau isi ALQURAN itu menurut kepercayaan umat Islam adalah 100% Wahyu Allah sebagai hasil dikte/imla Allah langsung kepada Nabi Muhammad (atau lewat Malaikat Jibril) secara kalimat demi kalimat dan kata demi kata, sehingga isinya sama sekali bersih dan bebas dari pikiran, rekaan dan buah tangan manusia termasuk Nabi Muhammad sendiri, maka sebaliknya penulisan ALKITAB adalah berbeda sama sekali, yaitu:
a. ALKITAB ditulis bukan oleh 1(satu) orang saja (seperti halnya Muhammad) melainkan oleh lebih dari 40 orang yang telah menerima Wahyu Allah yaitu para Nabi dan Rasul, dan baru selesai ditulis kurang lebih 1600 tahun.
b. Wahyu ALLAH diterima oleh pada Nabi/Rasul tersebut melalui mimpi, perasaan, pendengaran dan penglihatan rohani, jadi bukan dengan cara dikte/imla seperti halnya dengan pengakuan Muhammad.
c. Wahyu ALLAH yang mereka terima itu, sebelum dituliskan untuk disampaikan kepada umat sesamanya, terlebih dahulu mereka selidiki atau cari tahu dahulu tentang :
“Apa sebabnya, apa motivasinya, apa peristiwa yang terkait, apa kondisi dan situasi yang sedang berlaku dan lain sebagainya. Maka Wahyu Allah itu diturunkan kepada mereka, tegasnya dengan kata lain : “Apa LATAR BELAKANG dari Wahyu yang ALLAH turunkan kepada mereka itu”. WAHYU ALLAH yang mereka terima dikombinasikan dengan LATAR BELAKANG hasil penyelidikan mereka itulah yang mereka tulis dalam ALKITAB.
d. Ada kalanya ALLAH menurunkan Wahyu-Nya tentang sesuatu masalah atau topic yang sama, bukan kepada 1 (satu) orang saja melainkan kepada beberapa orang sekaligus (katakanlah 3 orang). Bilamana pada penulisan Wahyu Allah tersebut dalam ALKITAB oleh ke-tiga orang Penerima Wahyu itu terdapat PERBEDAAN atau KETIDAK SAMAAN hal ini tidak berarti bahwa WAHYU ALLAHNYA yang berbeda, melainkan LATAR BELAKANG dari Wahyu Allah itulah yang berbeda, karena WAHYU ALLAH MUSTAHIL BISA BERBEDA/TIDAK SAMA meskipun di Wahyukan serempak kepada 3 orang atau 5 orang lebih sekaligus. Yang mungkin bisa berbeda/tidak sama adalah hasil penyelidikan LATAR BELAKANG dari Wahyu Allah tersebut oleh ke tiga orang itu yang telah mereka lakukan sendiri-sendiri dengan cara mereka masing-masing dan LATAR BELAKANG ini adalah “BUKAN WAHYU ALLAH”
2. Sebagai contoh atau bukti tentang apa yang kami uraikan diatas, kami akan kutip satu nats dari Perjanjian Lama (TAURAT) dan satu nats dari Perjanjian Baru (INJIL) yang nats/ayat-ayat-nya berbeda/tidak sama.
a. II Raja-raja 8:26 ….: diceritakan bahwa Ahazia berumur 22 tahun pada waktu dia menjadi Raja di Yerusalem…..sebaliknya II Tawarikh 22:2 ….: menceritakan bahwa Ahazia berumur 42 tahun pada waktu dia menjadi raja di Yerusalem ….
Disini ada perbedaan umur, nats/ayat yang satu mengatakan 22 tahun sedangkan nats/ayat yang lainnya 42 tahun. Perbedaan ini adalah LATAR BELAKANG dari Wahyu, sedangkan WAHYU ALLAH-nya sendiri tidak berbeda yaitu bahwa Raja Ahazia telah dinubuatkan MATI TERBUNUH, dan hal ini terdapat di II Raja-raja 9:27 (mati terbunuh) dan juga di II Tawarikh 22:9 (mati terbunuh).
b. Matius 8:28 ……: Dikisahkan bahwa Sayidina Isa datang di Gedara dan yang keluar dari daerah kuburan 2 (dua) orang kerasukan setan, sebaliknya Lukas 8:26 ……..: Mengisahkan bahwa Sayidina Isa datang di Gerasa dan yang keluar dari daerah kuburan 1 (satu) orang kerasukan setan. Disini ada perbedaaan nama kota dan jumlah orang yang kerasukan setan. Perbedaan ini adalah LATAR BELAKANG, dari Wahyu Allah-nya sendiri TIDAK BERBEDA atau SAMA yaitu bahwa Sayidina Isa berkuasa mengusir setan-setan dan hal ini terdapat baik di Matius 8:32, maupun di Lukas 8:32.
Dari dua contoh diatas jelaslah bahwa yang berbeda/tidak sama adalah LATAR BELAKANG dari Wahyu Allah dan bukan Wahyu Allah-nya sendiri, karena Wahyu Allah…..ditulis oleh misalnya 3 atau 10 orang. Oleh karenanya, yang nampak saja seperti ada pertentangan atau perbedaan dari nats atau ayat Alkitab itu, sedangkan sebenarnya tidaklah demikian, karena Alkitab bukan 100% KITAB ILAHI melainkan adalah KITAB ILAHI dan KITAB INSANI sekaligus, disebabkan adanya faktor-faktor yang melatarbelakangi WAHYU ALLAH yang diturunkan dan dituliskan dalam ALKITAB tersebut.
Demikian saduran kami dari tulisan-tulisan dan pernyataan-pernyataan lisan dari pada hamba Tuhan yang dulunya beragama Islam, namun sekarang ini sudah beralih menjadi pengikut-pengkikut SAYIDINA ISA yang aktif, militan, tangguh sebagaimana diuraikan diatas sebab-sebab utamanya ialah karena mereka TIDAK PERCAYA LAGI BAHWA ALQURAN ITU WAHYU ALLAH, melainkan menganggapnya hanya satu Kitab Insani belaka yang isinya kurang lebih 75% hasil jiplakan yang lihai dari isi ALKITAB ditambah kurang lebih 25% hasil buah pikiran, imajinasi, rekaan, kreasi dari Muhammad dan kawan-kawannya yang menulis ALQURAN itu dengan diberi selimut kamuflase seolah-olah sebagai 100% Wahyu Allah.
Jakarta 17 Agustus 1991
PENYADUR