PERANG
JIHAD
|
|
THE HOLY
WAR
|
Ketanggapan yang
romantis Orang Muslim menegaskan dengan keras
bahawa Jihad, atau Perang Jihad, hanya adalah satu kaedah
untuk mempertahankan diri dan tidak pernah digunakan
sebagai satu kegiatan menyerang. Ini digariskan di dalam
nota-nota penjelasan dari Sahih Muslim:
|
|
The romantic ideal Muslims
emphatically insist that the Jihad, or Holy War, was only
a means of defence and was never used as an offensive
act. This is underlined in the explanatory notes of the
Sahih Muslim:
|
- "Jihad di dalam Islam bukan satu kegiatan
kejam yang ditujukan dengan sembarangan terhadap
orang bukan Islam; ia adalah nama yang diberikan
kepada satu perjuangan yang membulat yang seorang
Muslim harus melancarkan terhadap Kejahatan di
dalam apa jua bentuk atau rupa pun ia menjelma.
Berlawan di dalam jalan Allah hanya salah satu
aspek Jihad. Ini juga di dalam Islam bukannya
satu perbuatan pengganasan yang menggila... Ia
mempunyai fungsi MATERIAL dan MORAL, iaitu
pemeliharaan diri sendiri dan pemeliharaan
peraturan moral di dalam dunia."
("Sahih Muslim, III, m.s. 938 - ayat
penjelasan).
|
|
- "Jihad in Islam is not an act of violence
directed indiscriminately against the
non-Muslims; it is the name given to an all-round
struggle which a Muslim should launch against
evil in whatever form or shape it appears.
Fighting in the way of Allah is only one aspect
of Jihad. Even this in Islam is not an act of mad
brutality....It has MATERIAL and MORAL functions,
i.e. self-preservation and the preservation of
the moral order in the world." ("Sahih
Muslim, III, page 938 - explanatory note).
|
- "Pedang itu tidak digunakan secara
membabi-buta oleh orang Muslim; ia telah
digunakan semata-matanya dengan perasaan
keperikemanusiaan untuk kepentingan umat manusia
yang lebih luas" (ibid. ms. 941 - juga nota
penjelasan).
|
|
- "The sword has not been used recklessly by
the Muslims; it has been wielded purely with
humane feelings in the wider interest of
humanity" (ibid. page 941 - also explanatory
note).
|
Tujuan yang
materialistik. |
|
The materialistic
purpose. |
Mari kita menyelidik
bagaimana dakwaan ini disokong oleh fakta-fakta sejarah
yang sebenarnya.
- "Berjihad ialah satu dari perbuatan terpuji
yang utama di dalam mata Islam -- dan ia adalah
punca terbaik untuk pendapatan, tetapi akan
dimulakan dengan tujuan mempertahankan
diri." "Mishkat" II, m.s. 340 -
nota penjelasan).
|
|
Let us investigate how this
claim is supported by the actual facts of history.
- "Jihad is one of the chief meritorious acts
in the eye of Islam -- and it is the best source
of earnings, but it shall be undertaken with the
intention of self-defence."
"Mishkat" II, page 340 - explanatory
note).
|
Seseorang itu boleh
menganggap ia sebagai perbuatang mencuri untuk
mempertahankan diri, sekiranya wujudnya sesuatu seperti
itu.
- "Al-Qur'an dengan kuatnya melarang perbuatan
menukar kepercayaan agama orang lain melalui
paksaan, dengan mengatakan:
'Tidak ada paksaan dalam ugama' (Surah
2:256)" (ibid).
|
|
One could also call it
robbery in self-defence, if there is such a thing.
- "The Holy Quran strictly prohibited
conversion by force, saying:
'There is no compulsion in religion' (Sura
2:256)" (ibid).
|
Ini adalah munasabah -
walaupun seseorang itu, mungkin membantah kepada
peperangan sebagai satu punca pendapatan. Pendapatan ini,
tanpa keraguan, adalah dengan pengorbanan punca rezeki
orang lain. Tetapi, mari kita lihat pada peperangan cara
orang Islam apabila dipraktikkan: |
|
This is reasonable - though
one would, perhaps, object to war as a means of income.
This income, no doubt, is at the expense of someone's
livelihood. But let us look at Muslim warfare in
practice: |
- "Apabila negara orang kafir itu ditakluk
(untuk mempertahankan diri??) oleh pemerintah
Muslim, penduduk-penduduknya diberi tiga
alternatif:
|
|
- "When an infidel's country is conquered (in
self-defence?) by a Muslim ruler, its inhabitants
are offered three alternatives:
|
- Penerimaan agama Islam, di mana penduduk negara
yang ditakluk menjadi rakyat bebas negara Islam;
- Pembayaran cukai kepala (Jizyah) melalui mana
orang bukan Islam menerima
"perlindungan" dan menjadi Zimmis,
dengan syarat mereka bukan orang-orang kafir
musyrik (dari Arabia);
- Hukum bunuh dengan pedang kepada mereka yang
tidak mahu membayar Jizyah. ("Dictionary of
Islam", m.s. 243)
|
|
- The reception of Islam, in which case the
conquered became enfranchised citizens of the
Muslim state;
- The payment of a poll-tax (Jazyah) by which
unbelievers in Islam obtained
"protection" and become Zimmis,
provided they were not idolaters (of Arabia);
- Death by the sword to those who would not pay the
poll-tax. ("Dictionary of Islam", page
243).
|
- "...Bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana
sahaja kamu menemuinya, dan tawanan mereka, dan
juga keponglah mereka, serta tunggulah mereka di
tiap-tiap tempat mengintipnya... "(Surah
9:5)
|
|
- "....Kill those who join other gods with
Allah wherever you find them; besiege them, seize
them, lay in wait for them with every kind of
ambush...."(Sura 9:5).
|
- "...Apabila kamu berjuang menentang
orang-orang kafir maka pancunglah lehernya,
sehingga apabilah kamu dapat membunuh mereka
dengan banyaknya..." (Surah 47:4)
|
|
- "When you encounter the unbelievers, strike
off their heads, until ye have made a great
slaughter among them...."(Sura 47:4).
|
- "...Perangilah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada
hari akhirat, dan mereka pula tidak mengharamkan
apa yang telah diharamkan oleh Allah dan
RasulNya, dan tidak berugama dengan ugama yang
benar, iaitu dari orang-orang yang diberikan
Kitab sehingga mereka membayar 'Jizyah'..."
(Surah 9:29).
|
|
- "....Make war upon such of those to whom the
Scriptures have been given as believe not in
Allah, or in the Last Day, and who forbid not
what Allah and His Apostle have
forbidden....until they pay tribute..."
(Sura 9:29).
|
- "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir
itu, jika mereka berhenti, nescaya akan
diampunkan dosa mereka yang lalu, dan jika mereka
kembali lagi kerana sesungguhnay telah berlakulah
kebinasaan orang-orang dahulu kala. Dan
perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah,
dan menjadilah ugama itu seluruhnya bagi Allah
semata-mata." (Surah 8:39)
|
|
- "Say to the infidels: If they desist, what
is now past shall be forgiven them; but if they
return, they have already before them the doom of
the ancients! Fight then against them till strife
be at an end, and the religion be all of it
Allah's." (Sura 8:39).
|
- "..Dan khabarkanlah kepada orang-orang kafir
dengan azab yang tidak terperi sakitnya."
(Surah 9:3)
|
|
- "Proclaim a grievious penalty to those who
reject faith." (Sura 9:3).
|
Semua teks-teks di atas
dikontradiksi oleh:
- "Tidak ada paksaan dalam ugama" (Surah
2:256)
|
|
All of the above texts are
contradicted by:
- "There is no compulsion in religion".
|
Dari Hadayah (II, m.s. 140)
kami mendapati berkenaan Jihad, bahawa:
- "Ke mana-mana kampung yang kamu pergi dan
menghuni di tempat itu, itulah bahagian anda di
situ, dan yang mana-mana kampung yang mengingkari
perintah Allah dan RasulNya, satu perlima darinya
adalah untuk Allah dan RasulNya and yang
tertinggal adalah untuk kamu."
("Mishkah" II, m.s. 412).
|
|
From the Hadayah (II, page
140) we learn with regard to the Jihad, that:
- "To whichever village you go and settle
therein, there is your share therein, and
whichever village disobeys Allah and His
Messenger, its one-fifth is for Allah and His
Messenger and the remainder is for you."
("Mishkat" II, page 412).
|
- "Di dalam kawasan peperangan yang
sebenarnya, di tengah-tengah permusuhan, beberapa
konsesi kadang-kadang diberi kepada askar-askar
untuk berekreasi. Anak dara tawanan perang pernah
sekali dihalalkan kepada askar-askar untuk tujuan
persetubuhan." (ibid. m.s. 440 dan
"Sahih Muslim" II, m.s. 705-707)
|
|
- "In the actual war-field in the midst of
hostilities, some concessions were sometimes
given to soldiers for recreation. Captive virgin
girls in war were once made lawful for the
soldiers for copulation. "(ibid. page 440
and "Sahih Muslim" II, pages 705-707).
|
- Apa yang betul pada hari ini, tidak boleh menjadi
salah esok, jika tidak, kami akan mempunyai satu
contoh etika yang berdasarkan keadaan (situasi).
|
|
What is right today cannot
be wrong tomorrow, otherwise we have an example of
situational ethics. |
Kepada pemerhati yang
objektif, gambaran seperti berikut menjelma: minat di
dalam keuntungan material adalah sama penting dengan
membuat mualaf. Seseorang itu tidak dapat menahan dari
berpendapat bahawa Perang Jihad itu cuma satu helah untuk
mendapatkan barang rampasan perang dan menerima cukai
yang berterusan. Ini telah mesti memujuk banyak orang
untuk menyertai Perang Jihad dan oleh itu menjadi seorang
yang berjuang kerana didorongi oleh wang (mercenary).
Minat ini tanpa ragu, memberi momentum politik dan
ketenteraan yang besar kepada tujuan perjuangan Muhammad.
Setiap pejuang mempunyai hak ke atas barang kepunyaan
orang yang dibunuhnya, dan boleh menjual sebagai tebusan
mana-mana orang tawanannya. Kaum wanita dan kanak-kanak
juga dianggap sebagai harta rampasan perang dan seorang
Muslim tidak melihat apa-apa yang luar biasa dari segi
moral dalam mengambil tawanan perang wanita yang sudah
berkahwin sebagai gundik asalkan mereka belum lagi
mengandung. Dia juga akan menerima bahagiannya dalam
harta rampasan perang yang dicampur, yang mana; satu
perlima kepunyaan Muhammad (dan di dalam kes tidak ada
peperangan yang berlaku, semua harta itu kepunyaan
Muhammad). Kami sedar akan bahawa, Muhammad tidak pernah
hidup boros atau menyorok barangan. Sebaliknya, dia amat
murah hati dari semua aspek, terutamanya kepada yang
miskin, anak yatim piatu dan balu.
|
|
To an objective observer the
following picture emerges: interest in material gain was
as important as the making of converts One cannot help
feeling that the Holy War was a pretence to make booty
and receive continuing taxes. This must have persuaded
many a man to join the Holy War and thus to become a
mercenary. This interest no doubt gave enormous political
and military momentum to the cause of Mohammed. Each
warrior had a right to the belongings of the man he had
slain, and could sell for ransom any prisoner he had
made. Women and children were also reckoned as booty and
a Muslim saw no moral irregularity in taking married
woman prisoners as concubines as long
as they were not pregnant. He would also have his share
of the combined booty, of which; however, one-fifth
belonged to Mohammed (and in the case of no fight taking
place, it belonged to him totally). We are aware,
however, that Mohammed never lived an extravagant life or
hoarded goods. On the contrary, he was most generous in
every aspect, particularly to the poor, to orphans and to
widows. |
Cukai-cukai boleh menjadi
kejam sekali seperti di dalam kes orang Yahudi yang
ditewaskan who tinggal di Khaiber. Mereka
- "telah dibenarkan untuk terus tinggal di
Khaiber atas syarat mereka akan membayar 1/2 dari
hasil keluaran tanah mereka kepada Nabi Suci dan
tambah pula cukai Jizyah".
("Mishkat", m.s. 455, nota kaki)
|
|
Taxes could be very harsh
indeed as in the case of the defeated Jews who lived in
Khaiber. They
- "were allowed to stay in Khaiber on
condition that they would pay half the produce of
their lands to the Holy Prophet and in addition
Jazyah tax". ("Mishkat" II, page
455, footnote).
|
- "Setelah Perang Badr, ayat berkenaan dengan
harta rampasan perang pertama kalinya diturunkan.
Ayat ini memperkenalkan peraturan buat pertama
kalinya bahawa barang rampasan perang akan
menjadi harta askar-askar yang mengambil bahagian
dalam peperangan itu... INILAH SATU DARIPADA
SEBAB-SEBAB kenapa askar-askar Islam berlawan
bermati-matian. Mereka akan mengecapi Syurga
dalam kes meninggal dunia dalam Perang Jihad, dan
harta rampasan perang dalam kes PENAKLUKAN. Jihad
oleh itu, adalah sumber terbaik semua
perolehan." ("Mishkat" II, m.s.
406, nota penjelasan)
|
|
- "After the Battle of Badr, the verse dealing
with the booties was first revealed. The verse
introduced the rule for the first time that the
spoils of war would be the property of the
soldiers who actually take part in the
battle...THAT IS ONE OF THE REASONS why the
soldiers of Islam fought tooth and nail. They
would get Paradise in case of death in a Holy
War, and booties in the case of CONQUEST. Jihad
is therefore the best source of all
acquisitions." ("Mishkat" II, page
406, explanatory note).
|
- Jihad "ialah kaedah terbaik untuk mendapat
kemanfaatan spiritual dan keduniawian. Sekiranya,
kemenangan dimenangi, maka terdapatlah harta
rampasan perang yang amat banyak dan PENAKLUKAN
sesuatu negara, yang tidak boleh disamakan kepada
punca pendapatan yang lain." (ibid. m.s.
253, nota penjelasan).
|
|
- Jihad "is the best method of earning both
spiritual and temporal. If victory is won, there
is enormous booty and (sic) CONQUEST of a
country, which cannot be equal to any other
source of earnings." (ibid. page 253,
explanatory note).
|
- "Di dalam peperangan di antara Muraisi
dengan Bani Mustaliq, harta rampasan perang yang
diperolehi adalah hampir 200 ekor unta dan 5 000
ekor kambing. Di dalam kempen Hunain, harta
rampasan perang yang jatuh ke tangan orang Muslim
adalah 24 000 ekor kambing biri-biri, 4 000
syiling perak dan unta-unta yang tidak terkira
bilangannya. Di dalam Perang Badr dan Uhud, harta
rampasan perang adalah sangat baik juga."
(ibid. m.s. 406).
|
|
- "In the battle of Muraisi with Banu
Mustalig, the booties gained were nearly 200
camels and 5 000 goats. In the campaign of
Hunain, the booties that fell to the hands of the
Muslims were 24 000 sheep, 4 000 silver coins and
innumerable camels. In the Battle of Badr and
Uhud, the booties were also great." (ibid.
page 406).
|
Tidak hairanlah bahawa satu
pantun yang dikatakan dikarang oleh Ali ibn Abi Talib,
dibaca sebagai:
- "Pedang dan pisau kecil bunga-bunga kami;
Bunga narcissus dan myrtle bukan,
Darah musuh minuman kami;
- Tengkoraknya cawan kami, setelah kita
berlawan."
|
|
There is little wonder that
a poem ascribed to Ali ibn Abi Talib, reads thus:
- "Our flowers are the sword and the dagger:
Narcissus and myrtle are nought.
Our drink is the blood of our foeman;
Our goblet his skull, when we've fought."
|
Konsep Isa yang
bertentangan. |
|
The opposing concept of
Jesus. |
Awal tadi kami telah
menerima konsep wahyu secara progresif. Kemajuan dapat
dilihat, sebagai contoh, Musa telah diberitahu oleh Allah
bahawa adat lazim balas dendam pada ketika itu (anda
menumbuk keluar gigi saya dan saya akan memancung kepala
anda) harus ditukar kepada "mata ganti mata dan gigi
ganti gigi" - tidak lebih lagi! Inilah progresif. |
|
Earlier we accepted the
concept of progressive revelation. Progress is seen, for
instance, in Moses being told by God that the then
prevailing revenge custom (you knock out my tooth and I
will cut off your neck) had to be changed to: "An
eye for an eye and a tooth for a tooth" - no more!
This was progress. |
Kemudian dalam satu
perkembangan process pengwahyuan, Allah menurunkan
melalui Isa dalam Khutbah di Atas Bukit konsepNya untuk
seorang umat Kristian: |
|
Then in a developing process
of revelation, God revealed through Christ in the Sermon
on the Mount, His concept for the Christian believer: |
"Berbahagialah orang
yang membawa kedamaian antara manusia, Allah akan
menyebut mereka anak-anaknya... Kamu sudah mendengar
ajaran seperti berikut: 'Mata ganti mata; gigi ganti
gigi.' Tapi sekarang Aku berkata kepada kamu: Jangan
balas dendam terhapda orang yang berbuat jahat kepada
kamu. Sebaliknya jika seseorang menampar pipi kananmu
untuk menghina kamu, biarkanlah dia menampar pipi kirimu
juga... Kamu sudah mendengar ajaran seperti berikut (di
dalam Perjanjian Lama) |
|
"Blessed are the peace
makers for they shall be called the sons of God....You
have heard that it was said: 'An eye for an eye and a
tooth for a tooth,' but I say to you, do not resist one
who is evil, but if anyone strikes you on the right
cheek, turn to him the other also....You have heard that
it was said (in the Old Covenant) |
'Kasihilah sahabatmu, dan
bencilah musuhmu.' Tetapi sekarang Aku berkata kepada
kamu: Kasihilah musuh kamu dan berdoalah bagi orang yang
menganiaya kamu..." (Matius 5:9, 38-44) |
|
'You shall love your
neighbour and hate your enemy.' But I say to you, love
your enemies and pray for those who persecute
you...." (Matthew 5:9, 38-44). |
Sekali lagi inilah dikatakan
kemajuan (progresif). Ia mungkin kelihatan tidak
praktikal--sekiranya seseorang itu mengecualikan
Pengendalian Allah di dalam dunia ini - tetapi inilah
caraNya. Adalah amat mendukacitakan untuk mengatakan
bahawa segelintir, jika ada, orang Kristian pada namanya
sahaja, yang menghiraukan pengajaran Isa ini. |
|
Again this is progress. This
may not appear very practical--if one excludes God's
doings in this world - but it is His way. It is sad to
say that few, if any, nominal Christians give heed to
this teaching of Christ's. |
Kami mendapati bahawa
standard etika Muhammad merupakan satu pengembalian atau
pemerosotan kepada zaman sebelum Isa. |
|
We find that Mohammed's
ethical standards constitute a return or regression to
the time before Christ |
Soalan yang kami ingin
mengemukakan ialah: Bagaimanakah pernyataan "Tidak
ada paksaan dalam ugama" bersetuju dengan:
"Bunuhlah orang-orang musyrik itu.",
"pancunglah lehernya" dan "Dan perangilah
mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan menjadilah
ugama itu seluruhnya bagi Allah semata-mata."? |
|
The question we should like
to put is: How does the statement "There is no
compulsion in religion" agree with: "Kill those
who join other gods with Allah", "strike off
their heads" and "fight then against them till
strife be at an end, and the religion be all of it
Allah's."? |
Orang Kristian hairan
mengapa mereka tidak diizinkan untuk membina
gereja-gereja dan menyebarkan kepercayaan iman mereka di
negara-negara Islam, manakala orang Muslim menikmati
kebebasan agama di kebanyakan negara-negara bukan Islam,
kecuali di belakang Tabir Besi. Hanya baru-baru ini,
satu-satunya gereja di Afghanistan telah dirobohkan. |
|
Christians wonder why they
are not allowed to build churches and freely propagate
their faith in Islamic countries, whereas Muslims enjoy
religious freedom in most non-Muslim lands, except behind
the Iron Curtain. Recently the only church in Afghanistan
was bulldozed down. |
Dakwaan bahawa orang Islam
bertindak hanya dalam usaha mempertahankan diri adalah
jelas tidak benar. Apakah yang orang Muslim sedang
mempertahankan di Sepanyol, Perancis, India, Persia atau
betul-betul di pintu kota Vienna? Hakikat bahawa orang
tidak bersedia menjadi Muslim secara sukarela
("Tidak ada paksaan dalam ugama") bukannya
perbuatan menyerang ke atas orang Muslim. Dakwaan yang
diulangi bahawa harta rampasan perang tidak menjadi motif
- oleh kerana Perang Jihad harus mempunyai motif
keagamaan yang tulen - adalah tidak ikhlas, kerana
sekiranya ia adalah seperti yang didakwa, harta rampasan
perang tentunya tidak akan dijadikan satu insentif. |
|
The claim that Muslims acted
only in defence is patently untrue. What were the Muslims
defending in Spain, France, India, Persia or at the very
gates of Vienna? The fact that people were not prepared
to become Muslims by choice ("there is no compulsion
in religion") does not constitute aggression toward
the Muslims. The repeated claim that booty could not have
been a motive - because the Holy War must have pure
religious motives - is insincere, for if it were so,
booty would surely not have been made an incentive. |
Kami percaya bahawa janji
harta rampasan perang berfungsi untuk mencapai cita-cita
politik. Dari satu perspektif yang tulen-tulen
ketenteraan sahaja, kami tidak melihat sebarang kesalahan
dalam kelakuan Muhammad, sekiranya kami mempertimbangkan
bahawa kebanyakan pemimpin politik juga bertindak
sedemikian. Tidak ada keraguan bahawa dia memang seorang
jeneral yang lebih baik, pentadbir, pemimpin, pembaharu
sosial dan ahli politik; tetapi kelakuannya dan apa yang
dipesannya, tidak pada pendapat orang Kristian,
melayakannya menjadi Nabi Tuhan yang terakhir. |
|
We believe that the promise
of booty served to attain political aims. From a purely
military point of view we can see no fault in Mohammed's
actions, if we consider that most other military leaders
acted similarly. No doubt he was a superior general.
administrator, leader, social reformer and politician;
but his actions and what he commissioned, do not in the
view of Christians, qualify him to be the ultimate
Prophet of God. |
SOALAN: Sekiranya Allah
ingin meluaskan PemerintahanNya melalui penggunaan
kekerasan oleh pengikut-pengikutNya, yang kami lihat
sebagai satu kemungkinan, bukankah ia satu insentif
spiritual untuk menawarkan harta tawanan perang?
Kenapakah orang Muslim selalu memberi penekanan kepada
sifat mempertahankan diri peperangan-peperangan Muhammad,
padahal mengetahui bahawa kebanyakannya bersifat
menyerang? Kenapakah kebanyakan penaklukan
berorientasikan atas keuntungan politik and material,
lebih daripada berdasarkan kepada penyebaran Allah yang
Maha Esa? |
|
QUESTION: If God wants to
extend His rule by the use of force of His followers,
which we see possible, would it be a spiritual inscentive
to offer booty? Why are Muslims always stressing the
defensive character of Mohammed's warfare, knowing it was
mostly offensive? Why were most of the conquests
orientated on political and material gains, rather than
on the propagation of the Almighty God? |