ORANG KRISTIAN MENYOAL ORANG ISLAM DENGAN IKHLAS | CHRISTIANS ASK MUSLIMS SOME SINCERE QUESTIONS | |
Di dalam pengumpulan hasil kajian-kajian dan fakta-fakta ini, terdapat banyak maklumat yang bakal menyinggung perasaan pembaca Islam dengan teramat sekali. Pembaca tidak diminta menerima semua ini dengan buta! Akan tetapi, kami memohon dengan hati yang ikhlas agar pembaca menyelidiki kebenaran fakta pernyataan-pernyataan di dalam buku ini tanpa mengetepikan pernyataan-pernyataan tersebut. | In this compilation of evaluated statements and facts there is much material that is apt to upset the Muslim reader greatly. You are not requested to accept them blindly! But we beg you very sincerely to check on the factual truth of these statements without "interpreting" them away. | |
Mungkin pembaca akan menemui beberapa pernyataan yang berdasarkan kesilapan atau pada sumber-sumber yang mungkin tidak tepat, tetapi pembaca harus mengiktirafkan pernyataan-pernyataan yang benar. | Maybe you will find that some are based on error or on sources that are not trustworthy, but you will have to consent to the truth of others. | |
Sekali lagi kami memohon dan mencabar pembaca untuk membuat kesimpulan hanya setelah selesai membaca semua maklumat yang terkandung. Jangan benarkan sesiapa pun menghalang pembaca dengan menyemarakkan api emosi: "Penulis ini menyerang Nabi kami dan Kitab Suci Al-Qur'an dengan ganas sekali!" Sekiranya, serangan-serangan itu adalah keji, palsu dan tidak berasas - apa yang perlu dirisaukan? Tetapi, apa pula sekiranya perkara yang dibentangkan adalah tepat, berasas dan telah didokumentasikan sebagai hakikat? Bolehkah orang yang mencari kebenaran itu mendasarkan harapannya untuk masa hadapan dan alam baka pada tradisi lama keagamaan dan cogankata-cogankata? | Again we beg you and challenge you to form your opinion only after having read through all the information. Let no one put you off by arousing your emotions: "This man viciously attacks our Holy Prophet and the Holy Quran!" If these attacks are vile, untruthful and not substantiated - why get alarmed? But what IF the subject matter is documented, true and substantiated? Can any seeker after the truth base his hopes for time and eternity on religious traditions and slogans? | |
Pembaca berhak menggunakan pertimbangan sendiri. Jangan membenarkan sesiapa menentu jalan hidup pembaca. Pembaca juga berhak membuat keputusan sendiri - dan bertindak ke atasnya. Proses ini mungkin akan memakan masa yang lama. Ia akan mengambil usaha, dan tambahan pula: fikiran yang terbuka dan keberanian. | You are entitled to use your own discretion. Grant no one to be your "soul guide". You are entitled to form your own opinion - and act on that. This may take time. It will take effort, and more: much open-mindedness and courage. | |
Kami tidak bersetuju berkenaan kata-kata seorang kawan kami yang beragama Islam tidak lama dahulu mengenai sebuah buku: "hakikatnya adalah betul, tetapi penterjemahannya adalah salah" Perterjemahan yang benar sentiasa berdasarkan hakikat. Memang benar, seseorang itu boleh "menterjemahkan" perzinaan sebagai kebebasan, atau pendustaan sebagai perbuatan yang baik. Tetapi itu tidak jujur, berat sebelah, dan menampakkan kurangnya sayang kepada kebenaran kepunyaan Allah dan standard yang ditentukanNya. Yang teruk sekali ialah kelakuan sebegini ialah perbuatan seorang pengecut. Memang senang untuk memperkenankan kepada pendapat masyarakat umum dan mengikut sahaja kehendak masyarakat orang ramai. Namun, ia akan mengambil seorang yang penuh dengan kejujuran dan ketulusan, untuk memikirkan perkara-pekara yang tidak berani difikirkan orang lain, kerana orang itu hidup berdasarkan apa yang dipegangnya benar dan suara batinnya. | We cannot consent to what a Muslim friend of ours told us about a certain book some time ago: "The facts are right, but the interpretation is wrong." A proper interpretation is always based on facts. Of course, you can "interpret" adultery as freedom, or a lie as kindness to someone, etc. But this is dishonest, hopelessly biased, and shows a total lack of love for the truth of God and His standards. It is, worst of all, cowardice. It is easy to consent with the masses and shout with the crowd. It takes a man of integrity to think what others don't, because he lives according to his own convictions and conscience. | |
Bab Seterusnya: Mengapa
Al-Qur'an dan Al-Kitab tidak saling bersetuju? |